Selasa 16 Aug 2016 15:26 WIB

Pengamat: Sejak Dilantik, Arcandra Sudah tak Punya Kewarganegaraan

Rep: Reza Irfa Widodo/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri ESDM Arcandra Tahar
Foto: setkab.go.id
Menteri ESDM Arcandra Tahar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Hukum InternasionalUniversitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno, mengungkapkan Arcandra Tahar, sudah berstatus tidak memiliki kewarganegaraan pada saat resmi menjabat sebagai Menteri pada 27 Juli silam. Nandang pun menolak anggapan jika sebelumnya Arcandra disebut memiliki kewarganegaraan ganda.

Menurut Nandang,  kondisi itu tidak terlepas dari aturan kewarganegaraan AS yang menyebut seseorang dapat kehilangan warga negara AS jika menerima jabatan sebagai pemegang kebijakan atau selevel menteri.

Kondisi tidak memiliki kewarganegaraan ini, kata Nandang, disebut Apartride.

''Jadi bukan selama ini yang dibicarakan orang, dia (Arcandra) memiliki kewarganegaraan ganda. Tapi justru dia sudah tidak berkewarganegaraan. Ketika dia mengucapkan sumpah setia sebagai Warga Negara AS, dia kehilangan status WNI. Ketika dia mengucapkan sumpah jabatan sebagai menteri, dia sudah kehlangan status sebagai Warga Negara AS. Berarti pada 20 hari dia menjabat, dia sudah stateless, atau sudah tanpa negara,'' ujar Nandang saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (16/8).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akhirnya memberhentikan Arcandra Tahar secara hormat sebagai Menteri ESDM pada Senin (16/8). Keputusan presiden ini tidak terlepas dari adanya pertanyaan publik dan masukan serta informasi mengenai status kewarganegaraan alumni ITB tersebut. Keputusan Presiden itu dibacakan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara, M Pratikno, di Istana Negara, kemarin.

Baca juga, Berhentikan Arcandra Tahar, Presiden Tunjuk Luhut.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement