REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO - Mantan presiden FIFA Joao Havelange meninggal dunia di Rio de Janeiro, Selasa (16/8), dalam usia 100 tahun. Havelange menjabat sebagai presiden selama lebih dari dua dekade, 1974-1998 sebelum digantikan Sepp Blatter.
Havelange, lahir 8 Mei 1916, mundur dari jabatan presiden kehormatan FIFA pada April 2013 setelah muncul tudingan suap.
Selain di FIFA, Havelange juga anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejak 1963 sampai 2011. Ia mundur dengan alasan kesehatan.
Havelange mewakili Brasil pada Olimpiade 1936 dari cabang renang dan kemudian menjadi pemain polo air Brasil. Ini menjadi jalannya masuk ke administrasi olahraga di Brasil sebelum melangkah ke IOC dan FIFA.
"Dia punya ide di kepalanya untuk membuat sepak bola menjadi permainan dunia dengan slogannya 'sepak bola adalah bahasa universial', dan dia berhasil," kata mantan presiden FIFA Sepp Blatter seperti dikutip BBC, Selasa (16/8).
Sebagai presiden FIFA, salah satu gebrakannya adalah menarik dua sponsor kakap, Coca Cola dan Adidas untuk membiayai kegiatan FIFA. Padaeranya, FIFA membangun kantor megah di Zurich, Swiss.
Hak siar Piala Dunia meningkat. Pria bernama lengkap Jean-Marie Faustin Goedefroid Havelange kemudian memperbanyak peserta dari 16 menjadi 32 tim.
Meski banyak membuat terobosan, karier mengilapnya juga dibumbui tudingan suap di tubuh FIFA yang kemudian terbongkar pada era Blatter.
Banyak pihak yang kecewa dengan Havelange dan perilaku korupsinya. Salah satunya dicetuskan mantan striker Inggris Gary Lineker menanggapi meninggalnya Havelange.
"Joao Havelange, mantan presiden FIFA telah meninggal. Sepak bola telah memberikan banyak untuk dia. Ya, kalian membacanya dengan benar," tulis Lineker via akun Twitter resminya.