REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Gelombang pembakaran mobil di Swedia terus berlanjut. Setidaknya 2.000 kendaraan telah rusak dan hancur sepanjang tahun ini.
Kasus terbaru terjadi di pinggiran Ibu Kota Stockholm, tepatnya di distrik Husby. Sebelumnya, pembakaran mobil dimulai sejak kerusuhan massal di negara itu terjadi tiga tahun lalu.
Kepolisian Swedia telah melakukan penangkapan terhadap pria yang diduga menjadi salah satu pelaku aksi kejahatan itu dimulai. Ia ditangkap berada di Malmo dan dari dalam mobilnya ditemukan beberapa kaleng bensin yang nampaknya siap digunakan untuk melakukan pembakaran.
"Kejahatan pembakaran mobil ini sangat sulit untuk diselidiki. Kami belum melihat pola tertentu karenanya kami butuh bantuan banyak pihak," ujar pihak kepolisian Malmo, Lars Forstell, Selasa (16/8).
Akis pembakaran mobil selama ini banyak terjadi di Stockholm dan Malmo. Namun, beberapa wilayah pinggiran kota-kota besar tersebut nampaknya kini mulai menjadi sasaran kejahatan pihak-pihak tertentu.
Salah satu ahli kriminologi Swedia, Manne Gerell mengatakan ada kemungkinan pembakaran mobil dilakukan oleh remaja yang menganggap hidupnya kurang beruntung. Hal ini karena pada kerusuhan 2013, permasalahan dimulai atas adanya kesenjangan sosial dan kemiskinan di beberapa wilayah di negara tersebut.
"Ada beberapa alasan utama. Salah satu yang paling saya dengar adalah remaja laki-laki mengatakan sangat menyenangkan membakar mobil," jelas Gerell.