Rabu 17 Aug 2016 11:34 WIB

Puisi Air Mata Khodijah dari Luar Batang

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Andi Nur Aminah
Khodijah bicah warga Luar Batang membacakan puisinya
Foto: Nur Hasan Murtiaji/Republika
Khodijah bicah warga Luar Batang membacakan puisinya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada suasana berbeda di Luar Batang, Jakarta Utara, Rabu (17/8) pagi. Perayaan ke-71 Kemerdekaan RI diliputi keharuan warga Luar Batang yang mengikuti upacara tersebut.

Adalah Siti Khodijah, bocah korban penggusuran Luar Batang, yang mengawali keharuan upacara kemerdekaan tersebut. Sekitar seratus warga korban penggusuran Luar Batang mengikuti dengan khidmat upacara kemerdekaan yang digelar Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Republika itu. Republika menggandeng Dompet Dhuafa dalam gerakan Literasi Umat.

"Awalnya saya mau membuat puisi tentang penggusuran, tapi ya tentang pemimpin sajalah. Kita kan butuh sekolah, tapi karena penggusuran ini saya dan teman-teman tidak bisa lagi sekolah," kata Ijah, panggilan akrab Siti Khodijah, murid SD PKBM Negeri 17, Penjaringan, Jakarta Utara, menjelaskan kepada Republika.co,id, Rabu (17/8).

Ijah mengawali dengan membaca judul puisinya 'Merindukan Pemimpin yang Merakyat. Gadis kelas 6 yang berjilbab ini beberapa kali tersengal menahan haru saat membacakan puisinya yang merupakan rangkaian dari upacara 17-an.