REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar meminta pemerintah bertanggung jawab dalam meningkatkan pemahaman Alquran. Salah satunya dengan memperbanyak pencetakan Alquran melalui Kementerian Agama.
Dia menjelaskan, kebutuhan Alquran di Indonesia mencapai dua juta mushaf sedangkan Kemenag hanya mampu mencetak 300 ribu saja setiap tahun. Masih banyak kebutuhan Alquran yang harus dipenuhi untuk umat Islam.
“Kami berharap dengan perubahan badan hukum percetakan Alquran Kemenag dapat memajukan kualitas percetakan, tentu dengan merubah manajeman dan sistem yang lebih modern dan berkualitas, sehingga ketika memenangkan tender, Kemenag mampu mempertanggungjawabkan keuangannya karena status badan hukum yang sudah jelas,” ungkap dia kepada Republika.co.id, Rabu (17/8).
Mantan menteri agama M Maftuh Basyuni menyatakan, percetakan Alquran milik Kementerian Agama (Kemenag) segera "dikubur" dan mesin-mesinnya yang bernilai Rp 28 miliar segera menjadi besi tua."Ya, jadi mesin besi karatan dan besi tua," ungkap Maftuh di kediamannya, Rabu malam (11/8).
Dengan nada sedih dan suara serak lantaran kesehatannya terganggu, menteri agama periode Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I tersebut mengatakan tidak habis pikir dana yang diinvestasikan demikian besar dan diharapkan dapat memenuhi harapan program satu rumah umat Islam dapat memiliki satu Alquran, dalam perjalanannya justru segera masuk "liang kubur" alias mati tak terurus.