Rabu 17 Aug 2016 22:25 WIB

Seni Bela Diri Asli Lombok akan Dipromosikan di KEK Mandalika

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bayu Hermawan
KEK Mandalika NTB
Foto: antara
KEK Mandalika NTB

REPUBLIKA.CO.ID, NARMADA -- PT Indonesian Tourism Development Corporation (PT ITDC) akan mendorong mempromosikan, seni bela diri Presean milik masyarakat Lombok kepada wisatawan nusantara maupun mancanegara. Salah satu cara yang dilakukan dengan memberikan ruang untuk tampil pada acara-acara tertentu di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Resort.

"Kami upayakan Presean bisa ditampilkan di wilayah Pantai Kuta dengan cara memberikan satu tempat pentas di sekitar pantai. Arena akan disiapkan dalam waktu tidak terlalu lama. Sekarang ini, Presean dikenal dalam area tertutup nanti didorong di area terbuka," ujar Direktur Utama ITDC, Abdulbar M Mansoer di Narmada, Lombok Barat, Rabu (17/8).

Menurutnya, kesenian Presean merupakan salah satu warisan kebudayaan yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam kaitannya dengan pariwisata. Salah satu contoh perbandingan di negara tetangga, kesenian yang menjadi ikon dan khas yaitu Muang Thai milik Thailand.

Ia menuturkan, promosi seni bela diri Presean di KEK Mandalika akan dilaksanakan secara bertahap. Sebab, saat ini pihaknya masih melakukan penataan jalan di wilayah selatan Lombok. Apabila sudah tertata maka Presean akan ditampilkan seperti saat acara-acara tertentu misal ulang tahun NTB mendatang.

Dirinya mengatakan tujuan mempromosikan kebudayaan Presean sebagai bentuk upaya mengangkat budaya lokal. Diharapkan ke depan, para penonton yang menikmati Presean tidak hanya sekitar Lombok akan tetapi bisa dinikmati oleh masyarakat diluar NTB. Oleh karena itu, cara pengemasan kesenian tersebut harus diperhatikan.

"Disamping mempertahankan budaya, ada nilai tambah yang bisa ditawarkan ke turis yang datang," katanya.

Abdulbar menambahkan ITDC juga kan mendorong agar ada standarisasi dan kekhasan atribut dari Presean. Sebab, selama ini, penggunaan atribut presean masih tergantung dari tiap desa dan belum ada standarisasi.

"Kita akan cari yang khas dan ada standarisasi. Kita kemas," ucapnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

(QS. Al-Hujurat ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement