REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kerugian akibat kerusakan infrastruktur dan ekonomi dalam perang sipil Yaman dilaporkan telah mencapai lebih dari 14 milyar dolar AS. Laporan ini dikeluarkan oleh gabungan badan internasional yang menggarisbawahi kebutuhan Yaman untuk membangun kembali negerinya.
Lebih dari setengah populasi Yaman menderita malnutrisi. "Sejauh ini, konflik menghasilkan kerugian hampir tujuh milyar dolar AS, dan kerugian ekonomi mencapai 7,3 milyar dolar AS," kata laporan gabungan Bank Dunia, PBB, Bank Pengembangan Islam dan Uni Eropa yang dilihat Reuters.
Perang sipil berusia 16 bulan itu telah menewaskan 6.500 orang, memaksa 2,5 juta orang mengungsi dan menciptakan kiamat kemanusiaan. Bank Dunia mengatakan GDP Yaman hanya 1.097 dolar AS pada 2013.
Data angka kerugian ini masih berubah karena konflik masih berlangsung. Perhitungan dilakukan antara 2015 hingga awal tahun ini. Survei oleh Kementerian Pendidikan Yaman mengutip laporan yang menyebut 1.671 sekolah di 20 wilayah mengalami kerusakan para, 287 bangunan butuh rekonstruksi.
Mengutip dari Kementerian Kesehatan Publik dan Populasi, sekitar 900 dari 3.652 fasilitas medis yang menyediakan layanan vaksin tidak beroperasi pada 2016. Sehingga 2,6 juta anak di bawah 15 tahun terancam terjangkit penyakit menular.