REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menaikkan target produksi padi dalam negeri dari 72 juta ton pada 2016 menjadi 77 juta ton pada 2017. Kenaikan target produksi padi sebanyak lima juta ton atau 3,9 persen dikarenakan pemerintah akan memperbanyak lahan sawah dengan perbaikan irigasi pesawahan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, target ini ditetapkan karena beberapa saluran irigasi yang dibangun oleh Kementerian PUPera bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) sudah bisa digunakan. Selain itu areal pesawahan yang diperbanyakan diharap mampu meningkatkan hasil produksi padi.
"Berbagai upaya lain dilakukan pemerintah dalam meningkatkan produksi padi seperti pengendalian konversi dan sertifikasi lahan, pemutakhiran teknologi pertaninan, optimalisasi dan pemulihan kesuburan lahan, hingga reformasi subsidi pupuk dan benih," kata Bambang dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Selasa (16/8).
Selain upaya pemerintah, adanya musim La Nina atau kemarau basah sepanjang September dan Oktober diprediksi bisa membuat hasil panen pada 2017 bisa bertambah. Karena saat lahan sawah kembali ditanami benih, kemungkinan lahan tersebut akan bisa di panen pada awal tahun.
Di sisi lain, pemerintah juga akan berfokus dalam perbaikan data di sektor pertanian karena hal ini sangat dibutuhkan guna mengukur produktivitas tanaman padi domestik. Adanya data yang tepat membuat pemerintah bisa lebih baik dalam mengambil keputusan jika harus melakukan impor maupun ekspor pangan.
"Selama ini masih ada persoalan data seperti berapa banyak jumlah produksi padi," kata Bambang.
Untuk itu pemerintah juga akan memberikan prioritas dalam hal perbaikan statistik di sektor pertanian dan perikanan sehingga data ini akan menjadi acuan program pemerintah ke depan.