REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki akan melakukan perombakan lembaga permasyarakatan untuk menampung puluhan ribu pelaku kudeta yang ditangkap. Untuk mendukung hal itu, Turki membebaskan 38 ribu tahanan.
Dekrit yang diumumkan Rabu itu, juga memerintahkan pemecatan 2.360 petugas polisi, 100 lebih personel militer dan 196 staf di otoritas teknologi informasi dan komunikasi Turki (BTK). Mereka digambarkan memiliki hubungan dengan Fethullah Gulen yang diduga mendalangi kudeta.
Di bawah undang-undang reformasi pemasyarakatan narapidana yang memiliki sisa hukuman hingga dua tahun dapat dibebaskan untuk masa percobaan. Percobaan akan diperpanjang satu tahun. Namun pembebasan ini tak termasuk tahanan kasus terorisme, pembunuhan, kekerasan atau kejahatan seksual.
Salah satu tahanan Turgay Aydin mengatakan ia benar-benar senang dibebaskan dari penjara. Ia tak pernah menyangka akan mendapat kesempatan ini. "Saya berterima kasih kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan. Setelah ini saya akan mencoba untuk menjadi lebih baik, orang yang bersih," ujarnya.
Penjara Turki memang telah penuh sesak sebelumnya. Menurut data kementerian kehakiman yang diperoleh Anadolu, ada 213.499 tahanan di penjara Turki pada 16 Agustus lalu. Jumlah ini lebih dari 26 ribu di atas kapasitas normal penjara.
Baca juga, Kudeta Militer Turki Terkoordinasi Baik dan Hampir Berhasil.
Perdana Menteri Binali Yildrim mengatakan pada Rabu, sebanyak 40.029 orang telah ditahan dalam penyelidikan menyusul kudeta. Sebanyak 20.355 di antaranya telah resmi ditangkap.
Yildrim mengatakan, 79.900 orang juga telah diberhentikan dari pekerjaan mereka karena diduga terkait Gulen. Sebanyak 4.262 perusahaan dan institusi terkit Gulen juga ditutup.