REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Provinsi Riau mengajak masyarakat memaknai Hari Kemerdekaan RI ke-71 dengan memperkuat toleransi agama dengan keberagaman yang ada di Indonesia.
"Peringatan Hari Kemerdekaan ini saya harap bukan hanya sekedar seremoni. Banyak hal yang bisa dimaknai diantaranya memperkuat toleransi baik itu agama, suku, ras dan budaya ditengah keberagaman," kata Ketua PITI Provinsi Riau Jailani Tan usai upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI di Halaman Kantor Gubernur Riau, Rabu Kemarim.
Dikatakannya pria keturunan Tionghoa namun lahir dan besar di Indonesia tersebut, perbedaan dan keberagaman sudah menjadi karakter bangsa. Dengan demikian, hidup perdampingan dengan megedepankan rasa saling menghargai akan mengantisipasi perpecahan. Sehingga kedepannya dapat saling bahu membahu membangun negeri untuk lebih baik.
"Siapa pun itu, yang memiliki kewarganegaraan Indonesia adalah anak bangsa dan tidak perlu dibedakan," kata dia.
PITI Riau yang berjumlah 250 anggota ini, kata dia, sangat toleran terhadap agama. Ia mengaku, menjadi muslim bukan dari lahir. Namun memeluk agama Islam setelah proses yang juga telah dilalui untuk seorang mualaf.
Menurutnya, dengan menjadi mualaf bukan berarti hubungan silahturahmi terputus dengan keturunan Tionghoa non-Muslim lainnya atau pun warga Indonesia. Justru perbedaan yang membuat persatuan itu ada.
Perayaan HUT RI di Halaman Kantor Gubernur Riau juga dimeriahkan oleh sejumlah atraksi udara pesawat Hawk 200 dari lapangan penerbangan TNI Angkatan Udara dengan kecepatan 800 kilometer per jam.
Atraksi manufer udara yang berlangsung enam menit ini mengundang kekaguman dari peserta upacara HUT RI di Halaman Kantor Gubernur Riau. Atraksi tersebut merupakan simulasi tempur melalui serangan udara dengan kemampuan serangan kehancuran sampai 90 persen.