Kamis 18 Aug 2016 22:45 WIB

Ada 135 Titik Lahan Gambut di Kalbar Rawan Terbakar

Rep: (Dian Erika Nugraheny/ Red: Achmad Syalaby
Petugas menggunakan masker ketika berusaha memadamkan api yang muncul di lahan gambut di sekitar Pulang Pisau, Kalteng, Selasa (27/10).
Foto: ANTARA/Saptono
Petugas menggunakan masker ketika berusaha memadamkan api yang muncul di lahan gambut di sekitar Pulang Pisau, Kalteng, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), TTA. Nyarong, mengatakan ada 135 titik lahan gambut  yang rawan terbakar saat puncak musim kemarau 2016. Hingga saat ini, kebakaran lahan mineral di Kalbar terus berlangsung.

"Ada 135 titik lahan gambut di 135 desa di wilayah Kalbar yang berstatus rawan terbakar. Lahan-lahan itu memang akan dibuka untuk ladang. Karenanya, pembukaan lahan gambut harus mendapat izin pemerintah daerah setempat dan diawasi," ujar Nyarong ketika dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/8).

Menurut dia, masyarakat di 135 desa sudah mendapat sosialisasi sebelum nantinya resmi membuka lahan gambut. Lahan baru dapat dibuka setelah kondisi cuaca relatif stabil Pemerintah setempat, tutur Nyarong, sudah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran tanpa izin saat membuka lahan gambut. Jika terjadi pembakaran tanpa izin yang menyebabkan karhutla, pelaku terancam penangkapan oleh aparat setempat.

Lebih lanjut, Nyarong menjelaskan jika wilayahnya belum membutuhkan adanya hujan buatan. Saat ini, suhu udara harian di Kalbar umumnya berkisar pada angka 33 derajat celcius.

Pihaknya hanya meminta pemerintah mau melengkapi bantuan fasilitas pemadam kebakaran untuk masing-masing tim yang ada di desa. Pasalnya, kondisi peralatan pemadama karhutla di Kalbar masih minim.

Nyarong mencontohkan, belum semua daerah di Kalbar memiliki pompa air untuk keperluan pemadaman api. Tim yang terjun ke lapangan pun belum semua dibekali dengan seragam anti api berikut perlengkapannya.

Dia menambahkan, saat ini pembakaran lahan mineral masih berlanjut di Kalbar. Sejak 15 Agustus hingga saat ini, ada 100 titik lahan mineral yang terbakar. Sementara itu, sejak Januari hingga pertengahan Agustus, ada 230 titik lahan mineral terbakar. "Mayoritas pembakaran memang untuk membuka ladang. Meski terbakar, dampak asap belum mengganggu kegiatan masyarakat maupun penerbangan," ungkap Nyarong. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement