Jumat 19 Aug 2016 05:38 WIB

4 Manfaat Berbuat Baik

Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)

Oleh: Bahron Ansor

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasullullah SAW menganjurkan umatnya selalu berbuat baik terhadap orang lain dan makhluk lainnya. Berbuat baik adalah indikator seorang Mukmin sebenarnya. Eksistensi manusia ditentukan oleh bagaimana ia bisa memberi manfaat kepada orang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya, menjadi parasit buat yang lainnya.

Setiap perbuatan yang kita tanam, maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Allah Jalla wa 'Alaa berfirman, “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (QS Al-Isra:7)

Manfaat yang dimaksud bukan sekadar manfaat materi, tapi juga bisa berupa antara lain; pertama, baik ilmu agama maupun ilmu umum/dunia. Manusia bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.

Ilmu syar'i dan umum yang diajarkan kepada orang lain juga merupakan bentuk kemanfaatan tersendiri. Terlebih, jika dengan ilmu itu orang lain mendapatkan life skill (keterampilan hidup), lalu dengan life skill itu, ia mendapatkan nafkah untuk sarana ibadah dan menafkahi keluarganya.

Ilmu yang diajarkan itu kelak akan menjadi amal jariyah. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim).

Kedua, materi (harta/kekayaan). Manusia juga bisa memberikan manfaat kepada sesamanya dengan harta/kekayaan yang ia punya. Bentuknya bisa bermacam-macam. Secara umum, mengeluarkan harta di jalan Allah (infak). Infak yang wajib adalah zakat. Dan yang sunah biasa disebut sedekah. Memberikan kemanfaatan harta juga bisa dengan pemberian hadiah kepada orang lain. Tentu, yang nilai kemanfaatannya lebih besar adalah pemberian kepada orang yang paling membutuhkan.

Ketiga, tenaga/keahlian. Manusia bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain dengan tenaga yang ia miliki. Misalnya, jika ada perbaikan jalan kampung, ia bisa memberikan kemanfaatan dengan ikut bergotong royong. Ketika ada pembangunan masjid, ia bisa membantu dengan tenaganya.

Keempat, sikap yang baik. Sikap yang baik kepada sesama juga termasuk kemanfaatan. Baik kemanfaatan itu terasa langsung ataupun tidak langsung. Maka Rasulullah SAW memasukkan senyum kepada orang lain sebagai sedekah, karena mengandung unsur kemanfaatan. Dengan senyum dan sikap baik kita, kita telah mendukung terciptanya lingkungan yang baik dan kondusif.

Agar hidup kita benar-benar memberi manfaat yang banyak bagi manusia, maka lakukanlah segala kebaikan itu semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement