REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Ahmad Dahlan merupakan sosok penting bagi Indonesia. Selain ulama dan pendiri Muhammadiyah, ia adalah salah satu sosok besar perjuangan bangsa Indonesia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengajak segenap umat Islam untuk meneladani pemikiran transformatif seorang KH Ahmad Dahlan. Dengan menelaah surat Al Maun saja, KH Ahmad Dahlan menemukan pencerahan bahwa seorang manusia itu harus merdeka.
"Orang beragama itu, ketika ia menjalankan ibadah, harus terpanggil untuk membebaskan anak yatim dan kaum miskin," kata Haedar saat membuka Rakernas MPS Muhammadiyah, Kamis (18/8).
KH Ahmad Dahlan, lanjut Haedar, telah menegaskan seorang insan memiliki posisi yang sederajat. Muhammadiyah melahirkan pembaruan pranata sosial baru dari pemikiran itu. Pemikiran ini yang menjadi latar belakang lahirnya pranata rumah miskin dan rumah yatim, dan merupakan asal muasal berdirinya sebuah panti asuhan.
Sepekan sebelum wafat, lewat semangat kemerdekaan kepada setiap insan, KH Ahmad Dahlan meresmikan Penolong Kesengsaraan Umum (PKO). Ini menjadi embrio Poliklinik Muhammadiyah. Tanpa membedakan ras, agama, suku, dan golongan, panti ini menolong semua orang yang merasakan nestapa, nasib buruk, tertindas, dan termarjinalkan.
Ia menilai, pemikiran KH Ahmad Dahlan tersebut terbilang sesuatu yang sangat inovatif kala itu, mengingat abad 20 mayoritas Muslim Indonesia tengah tertinggal. Menurut Haedar, pemikiran itu bersifat transformatif dan membakar semangat perjuangan masyarakat untuk beranjak dari kemiskinan, kebodohan, dan ketertindasan.