REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa Bnagsa (PBB) mengakui bahwa pasukannya menjadi sumber wabah kolera di Haiti. Penyakit menular ini mewabah pada 2010 dan telah menewaskan 10 ribu orang hingga saat ini.
Penelitian saintifik telah membuktikan bahwa pasukan PBB yang berasal dari Nepal adalah sumber penyakit. Meski demikian, PBB menolak bertanggung jawab atas kematian para korban.
PBB mengatakan mereka terlindungi oleh imunitas diplomatik dari tuntutan kompensasi untuk keluarga korban. Pada Kamis (18/8), juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Farhan Haq mengatakan PBB sudah diminta untuk melakukan hal lebih dalam beberapa tahun terakhir.
"Atas keterlibatannya dalam wabah awal dan membuat mereka menderita kolera," kata Haq. Namun menurutnya, posisi legal PBB dalam imunitas diplomatik dan kompensasi masih tidak berubah.
Sebelumnya, New York Times membuat laporan awal soal epidemik kolera yang tidak akan terjadi jika tidak ada aksi PBB. Wabah kolera diduga menyebar di kalangan pasukan PBB karena rendahnya kebersihan pipa pembuangan di pangkalan PBB.
Pengadilan AS menolak tuntutan kompensasi yang diajukan keluarga korban. Sebelumnya, infeksi bakteri yang menyebabkan mual, diare, muntah dan kram otot tidak pernah terjadi di Haiti sampai PBB datang pada 2010.
Kolera menyebar melalui infeksi dari feses. Sekali bakteri masuk ke pasokan air maka penyebarannya akan sulit dihentikan. Khususnya di negara seperti Haiti yang hampir tidak punya sistem pembuangan efektif.