REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- PBB menyambut baik keputusan Rusia mendukung gencatan senjata mingguan di Aleppo, Jumat (19/8). Perwakilan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura mengatakan celah ini bisa digunakan untuk mengirim bantuan ke area terkepung.
Rusia telah mengatakan akan mendukung gencatan senjata selama 48 jam per pekan, yang perdana akan dimulai pekan depan. Truk-truk bantuan berisi peralatan medis dan makanan bisa memasuki baik ke area pemerintah dan pemberontak.
"Tim kemanusiaan PBB sekarang bersiap untuk menjalankan misi sebagai jawaban atas kesempatan ini," kata De Mistura.
Lebih lanjut, ia menyebut rencana saat ini adalah mengumpulkan detail-detail operasional dan mengirimkannya secepat mungkin.
Ia memperingatkan Moskow harus memastikan sekutunya, pemerintah Suriah untuk mematuhi jeda pertempuran tersebut. Sementara PBB dan kekuatan regional memastikan kepatuhan pihak oposisi.
"Tantangannya ada pada penanganan operasional dan memastikan benar-benar tidak ada pertempuran," kata seorang diplomat barat anonim pada Reuters.
Barat khawatir Rusia menggunakan ini sebagai strategi agar bisa mengumpulkan pasukan untuk serangan lain. Menurut pejabat itu, keputusan Rusia cukup mencurigakan karena diambil saat pemberontak dalam momentum kemenangan. Meski demikian, PBB melihat ini sebagai kesempatan karena sebelumnya celah pengiriman bantuan tidak pernah mulus.
"Truk berisi makanan, air dan obat siap bergerak segera, ambulans untuk mengevakuasi kasus medis darurat juga sudah siaga," kata Juru bicara Koordinasi Kemanusiaan PBB, Jens Laerke.
Diplomat barat lain mengatakan sangat penting untuk PBB memimpin upaya bantuan. Pasalnya ini bukan operasi Rusia, sehingga PBB bisa melakukannya dengan baik dan terpercaya. Pengiriman bantuan akan dimulai awal pekan depan dengan syarat kesepakatan antara PBB, Rusia dan rezim Suriah.
Kelompok pemberontak meminta wilayah gencatan senjata harus diperluas. Tidak hanya di wilayah tempat pertempuran besar terjadi, namun seluruhnya di kota tersebut yang telah menjadi sasaran serangan udara pasukan pemerintah yang didukung Rusa tersebut.
"Bantuan juga harus diizinkan masuk ke dalam wilayah-wilayah yang dikepung, yaitu di Daraya, Madaya, dan Al Waer," ujar kepala Tentara Pembebasan Suriah, Ahmad Berri dilansir Alaraby, Jumat (19/8).