REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok mengungkapkan kantor bekas Kedubes Inggris hendak dijadikan cagar budaya. Diketahui, kantor yang berada di lahan seluas lima ribu meter persegi itu ingin dibeli Pemprov DKI seharga 470 miliar rupiah.
Ahok mengatakan kantor itu juga akan dijadikan tempat monitor lalu lintas. Sehingga lalu lintas KRL, MRT dan jalan-jalan protokol dapat terpantau.
"Lahannya tetep sama, kita mau jadiin cagar budaya, sehingga semua nanti fasilitas dinas perhubungan untuk memonitor MRT, LRT termasuk nanti dari Dirlantas semua mau disatuin di situ," katanya di Balai Kota, Jakarta, Jumat (19/8).
Selain itu, ia merencanakan alokasi lahan disana untuk dijadikan tempat pendemo menyampaikan aspirasi. Ia sempat menyatakan nama taman itu adalah 'taman mandang istana'. Sehingga pendemo tak perlu berada di jalanan untuk menyampaikan aspirasi.
"Termasuk nanti juga ada ruang untuk konfresnsi pers untuk demo. Jadi kalau orang demo yang mau diliput wartawan, kita sedian semua di lantai bawah untuk konfrensi persnya. Kalau mau demo, wartawan juga enak, sama-sama enak. Sampaikan aspirasi disitu," jelasnya.