Jumat 19 Aug 2016 16:06 WIB

Aliansi Jurnalis NTB Antikekerasan Protes Kasus Sari Rejo

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Achmad Syalaby
Sejumlah warga Sari Rejo melakukan aksi unjukrasa dengan memblokir jalan di kawasan Jalan Avros Medan, Sumatera Utara, Senin (15/8).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Sejumlah warga Sari Rejo melakukan aksi unjukrasa dengan memblokir jalan di kawasan Jalan Avros Medan, Sumatera Utara, Senin (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Puluhan jurnalis dari berbagai media massa yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis NTB Anti Kekerasan melakukan aksi solidaritas di depan kantor Pangkalan Udara (Lanud) Mataram di Rembiga, Kota Mataram, Jumat (19/8).

Mereka mengecam tindakan TNI AU yang melakukan penganiayaan terhadap dua orang jurnalis di Medan yang tengah liputan, Senin (15/8).Aksi solidaritas yang dilakukan sejak pukul 09.00 hingga 11.00 Wita ini dibarengi dengan aksi teatrikal mengecam tindakan kekerasan. Selain itu, para jurnalis melepaskan identitasnya (ID Card) sebagai bentuk keprihatinan dengan ditaburi bunga. (Baca: Gubernur Sumut Minta Tentara Lindungi Rakyat).

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) NTB, Herman Zuhdi mengaku berduka dengan tindakan yang dilakukan aparat dengan menganiaya jurnalis yang tengah melakukan peliputan."Kami minta Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo turun tangan mendindak tegas pelaku penganiaya para wartawan itu," ujarnya saat orasi di depan kantor Lanud TNI AU Rembiga. (Baca: Dua Jurnalis Jadi Korban Tentara).

Menurut dia, kekerasan terhadap jurnalis oleh aparat sudah beberapa kali terjadi. Oleh karena itu, pelaku kali harus ditindak dan di sanksi hukum sehingga memberikan efek jera."Apa yang mereka lakukan sudah sangat tidak manusiawi" ungkapnya.

Komandan Lanud Rembiga, Kolonel Pnb Bambang Gunarto meminta maaf atas tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI AU kepada jurnalis di Medan. Dirinya mendorong agar oknum tersebut diproses hukum. 

“Kedepan, kami berharap tidak ada lagi penganiayaan terhadap kerja-kerja jurnalis di lapangan. Saya meminta maaf, dan saya pastikan di Mataram, tidak akan ada lagi hal-hal seperti itu terhadap para jurnalis,” katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement