REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton menyeret mantan Menteri Luar Negeri Colin Powell dalam kasus akun surat elektronik pribadi, Kamis (18/8). Menurut laporan New York Times, Clinton mengatakan Powell menyarankannya menggunakan akun surel pribadi.
New York Times mendapatkan informasi tersebut dari catatan FBI yang diberikan pada Kongres, Selasa. Catatan memuat detail wawancara FBI dengan Clinton yang berlangsung selama tiga jam.
Times juga mengutip akan ada laporan lain yang berisi percakapan antara Powell dan Clinton. Percakapan makan malam itu berisi Powell yang mengatakan pada Clinton untuk menggunakan akun surel pribadinya, kecuali untuk informasi rahasia.
Laporan itu akan hadir dalam bentuk buku yang ditulis jurnalis Joe Conason. Buku akan fokus pada kondisi Bill Clinton pascakepresidenan. Buku itu berjudul Man of the World: The Further Endeavors of Bill Clinton.
Conason menggambarkan percakapan itu terjadi saat pesta makan malam kecil. Pesta digelar oleh mantan Menlu, Madeleine Albright di rumahnya di Washington. Henry Kissinger dan Condoleezza Rice turut hadir.
"Powell mengatakan padanya untuk menggunakan akun pribadi seperti yang ia lakukan, kecuali untuk informasi penting," kata Conason.
Jurnalis ini mendapat bahan tulisan dari wawancara dengan Bill dan Hillary. Bukunya akan diterbitkan 13 September mendatang. Times melaporkan, pada 2009, Clinton meminta Powell untuk memberikan surelnya saat menjabat Menlu pemerintahan George W Bush. Reuters tidak bisa memastikan laporan Times. Perwakilan Clinton tidak bisa dihubungi untuk konfirmasi.
Kantor Powell mengeluarkan pernyataan bantahan. Powell mengaku tidak mengingat percakapan tersebut. Powell ingat saat menjelaskan sistem yang ia gunakan saat menjadi Menlu pada Clinton. Namun ia tidak menyarankan Clinton melakukan hal yang sama.
Menurut pernyataan, Powell memang menulis memo surel untuk Clinton yang menjelaskan penggunaan akun surel AOL pribadinya untuk sebagian besar pesan. Saat itu tidak ada sistem mumpuni di kementerian. Namun saat Clinton mulai menjabat, komunikasi di departemen telah berkembang dengan baik.