REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja yang akrab dipanggil Ahok mengaku bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Dalam pertemuan itu Ahok meminta Djarot Syaiful Hidayat untuk menjadi pasangannya pada Pemilihan Gubernur DKI 2017.
"Kita gak pake daftar, jadi yang saya datang itu ke DPP menghadap ibu (Megawati) sebagai Ketum ketemu, jadikan ada protokolnya, saya nanyain 'eh saya sudah mau maju nih, udah ada tiket tiga nih, aku minta Djarot boleh nggak," kata Ahok di Jakarta, Jumat.
Saat ditanyakan apakah Mega menggunakan hak prerogatif sebagai Ketum PDIP, Ahok membantahnya. Mega mengatakan setuju, namun harus dirapatkan terlebih dahulu di internal PDIP sesuai prosedur.
"Bukan minta dukungan, saya cuma minta Djarot. Makanya terserah, kan saya minta Djarot enggak mungkin, saya enggak minta PDIP loh," kata Ahok.
Baca juga, Akhinya Ahok Pilih Maju Lewat Partai Politik.
Saat minta ketegasannya yang dia mau cuma Djarot bukan PDIP, Ahok tersenyum. "Nah kan, saya pikir yah nanti salah ngomong lagi saya hehe, buat saya dari dulu yah, perseorangan aja saya berani kok, tanpa semua partai aja saya berani, jadi orang tuh gini. Kamu kalau mau nilai orang tuh mesti liat karakter, saya ini udah 13 tahun main politik," kata Ahok.
Saat ini, Ahok untuk maju sebagai cagub DKI sudah ada tiga partai yang siap mendukung yakni Partai Golkar, Nasdem dan Hanura. Ketiganya memiliki 24 kursi di DPRD DKI.