REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengajak para Pemimpin Jakarta untuk belajar dari para Guru bagaimana cara mengayomi masyarakat. Guru adalah teladan dalam kecintaan yang tulus membersamai, mengayomi dan membangun jiwa murid-murid.
Demikian pula dalam menjalankan sebuah pemerintahan, cinta tulus terhadap masyarakat tercermin dari cara pemimpin mengayomi warganya. Membangun dan memajukan harus disertai pengayoman kepada warganya. Hal ini disampaikan Saefullah di hadapan guru-guru dalam Halal Bi Halal Persatuan Guru Indonesia (PGRI) se Jakarta Barat, Sabtu (20/8).
Halal bi halal yang digelar PGRI Jakarta Barat yang dilakukan di GOR Cendrawasih Cengkarng ini merupakan sarana mempererat silaturahim dan kekeluargaan dewan guru se Jakarat Barat. Kepala Sudin Pendidikan Jakarta Barat Sopan Adrianto dalam sambutannya menekannya pentingnya peran guru dalam mendidik generasi muda Jakarta.
“Guru adalah pekerjaan mulia dalam membimbing anak-anak yang akan menjadi pemimpin masa depan. Karnanya mari kita ajarkan anak-anak kita rasa saling mencintai, mencintai kota Jakarta, mencintai Indonesia sehingga mereka bisa menjadi pemimpin dan professional yang membangun Jakarta dan Indonesia dengan karya terbaik, juga dengan cita yang tulus. Bukan dengan keangkuhan, kepentingan pribadi apalagi arogansi”, ujar Sopan Adrianto.
Sekda Saefullah dalam sambutannya menceritakan bagaimana seorang guru juga bisa menjadi pemimpin dan berprestasi. Saefullah mengatakan bahwa dirinya bisa menjadi sekda karena dulu pernah menjadi guru. “Profesi Guru sangat penting karena membentuk karakter sejak dini. Guru adalah sosok yang patut digugu dan ditiru ucapan, perbuatan dan sikapnya. Itu juga modal utama seorang pemimpin yakni memberikan keteladanan bagi bawahan dan warganya. Bila saat ini banyak PNS di DKI Jakarta yang menganggap saya pengayom mereka, itu karena saya belajar mengayomi sejak menjadi Guru”, ujar Saefullah dalam siaran persnya.
Saefullah berharap para guru bisa terus meningkatkan kualitas dan kapasitas serta kesabarannya. Perubahan karakter generasi muda saat ini yang sering disebut sebagai Generasi Z harus dijawab dengan cara mendidik yang juga lebih baik. “Guru harus menjadi pengayom, motivator, pelatih dan penanam moralitas anak-anak didik. Moralitas adalah fondasi. Menjadi apapun anak-anak didik kita esok, dengan moralitas yang baik, mereka tidak akan terseret persoalan korupsi ataupun hal destruktif lainnya yang merugikan masyarakat dan bangsa”, ujar Saefullah.