REPUBLIKA.CO.ID, ONTARIO -- Bom rakitan yang dibawa oleh seorang pria Kanada gagal diledakkan. Hal ini dilaporkan oleh seorang pejabat senior polisi negara itu, Sabtu (20/8).
Bom tersebut diletakkan di kursi belakang sebuah taksi yang berada di Strathoy, Ontario. Pihak kepolisian yang mengetahui keberadaan bom kemudian mencoba menjinakkannya, meski sempat meledak sebagian.
Pria yang merupakan pelaku kemudian ditembak mati. Ia diketahui bernama Aaron Driver (24 tahun) dan diduga melakukan tindakan itu karena terinspirasi oleh gerakan kelompok militan.
Sementara itu, penyelidikan mengenai kasus ini masih terus dilakukan oleh tim kepolisian. Belum dapat dipastikan apakah target sebenarnya dari pelaku dalam serangan bom ini.
"Penyelidikan forensik masih berlanjut. Kami belum dapat memastikan target apa yang sebenarnya ingin dituju oleh Aaron," ujar wakil komisaris kepolisian Royal canadian Mounted Police, dilansir Reuters, Ahad (21/8).
Tahun lalu, Mike menjelaskan bahwa Aaroon secara terbuka mendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui media sosial. Namun, dirinya tidak pernah ditahan terkait hal tersebut. Tetapi, pengadilan meminta pengawasan dilakukan terhadapnya.