REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran organisasi perempuan muda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah (NA), selama 85 tahun telah memberikan kebermanfaatan dan pencerahan bagi masyarakat. Selama itu pula, NA aktif melakukan sejumlah gerakan untuk mengawal isu dan kasus yang kerap menimpa perempuan dan.
"Untuk mengawal kasus kesehatan dan pelecehan terhadap perempuan NA memiliki Pasmina," kata Ketua Pimpinan Pusat NA Bidang Kemasyarakatan Rita Pranawati di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (22/8).
Pasmina merupakan pelayanan kesehatan remaja milik NA yang berfungsi memberikan pencerahan kepada remaja untuk menyikapi permasalahan-permasalahan yang meliputi dunia remaja seperti isu kesehatan reproduksi dan pengembangan kepribadian.
Lebih jauh, menurut Rita, NA juga memberikan pendampingan kepada perempuan yang terlibat kasus perceraian maupun kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Pendampingan dilakukan dengan cara menjembatani para perempuan dengan pos bantuan hukum.
Tak hanya itu, NA juga melakukan tindakan prefentif untuk mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, salah satunya dengan mengadakan pelatihan pranikah. Pelatihan ini juga meliputi program parenting untuk membekali orangtua dalam manajemen pengasuhan anak.
Menurut Rita, pelatihan ini sangat diperlukan mengingat besarnya angka perceraian di Indonesia. Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita yang juga merupakan Sekretaris KPAI mengungkapkan, tingkat perceraian keluarga Indonesia mencapai 15 persen per tahunnya.
"senanyak 75 persen keluarga Indonesia mengalihkan pengasuhannya kepada orang lain dan tidak memperhatikan manajemen pengasuhannya," kata Rita. Untuk itu, NA berkomitmen akan terus mengawal permasalahan yang terjadi diseputar dunia perempuan dan anak.