REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) ATT Nyarong mengatakan kondisi udara di daerahnya belum sepenuhnya pulih dari imbas kebakaran lahan pada pekan lalu. Hingga Senin (22/8), kondisi udara di Kalbar masih berstatus tidak sehat.
"Kebakaran lahan belum sepenuhnya tuntas dipadamkan. Masih ada beberapa lokasi yang terbakar, misalnya di dekat Bandara Internasional Supadio, Kabupaten Kubu Raya. Indeks standar pencemaran udara (ISPU) masih berwarna cokelat, artinya kondisi udara tidak sehat," jelas Nyarong ketika dihubungi Republika, Senin (22/8).
Saat disinggung tentang gangguan asap kepada penerbangan, Nyarong menyatakan tidak berpengaruh secara signifikan. Sebab, pada beberapa hari terakhir, hujan alami sudah turun di Kalbar. Meski demikian, pihaknya masih menanti bantuan hujan buatan dan water bombing dari pemerintah pusat.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan telah menyetujui program water bombing dan hujan buatan untuk Provinsi Kalbar. Program tersebut rencananya akan dimulai pekan ini.
Dihubungi secara terpisah, Koordinator Administrasi Manggala Agni Provinsi Riau Ikhsan Abdillah mengatakan, kondisi udara daerahnya masih berstatus baik. Belum ada keluhan dari masyarakat atau laporan adanya penderita penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA) hingga Senin (22/8).
"Kebakaran lahan gambut di beberapa kabuten memang belum semuanya bisa dipadamkan. Namun, status ISPU di Riau umumnya masih sedang hingga baik," tambahnya.
Hingga Senin, tercatat masih ada empat lokasi kebakaran lahan gambut di Riau. Keempatnya yakni Kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kabupaten Rokan Hilir. Adapun kebakaran lahan gambut terparah terjadi di Rokan Hilir dan Bengkalis.