REPUBLIKA.CO.ID, CELTIC—Solidaritas tinggi kepada Palestina ditunjukkan oleh pendukung klub asal Skotlandia, Glasgow Celtic. Walau terancam denda, mereka tetap menunjukkan keteguhan menyatakan pendapat mereka mendukung Palestina dari penjajahan Israel.
Raja sepak bola Skotlandia dengan 47 titel liga itu saat ini tengah dibayangi sanksi denda akibat membentangkan bendera dan spanduk dukungan untuk Palestina. Aksi ini dilakukan ratusan pendukung Celtic ketika timnya berlaga pada kualifikasi Liga Champions sepekan yang lalu.
Kala itu, pasukan Brendan Rodgers ini tengah menjamu klub asal Israel, Hapoel Beer Sheva. Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menilai perilaku pendukung Celtic pada laga tersebut sebagai perbuatan tercela. Denda sebesar 15 ribu ribu pound atau setara Rp 260 juta pun menanti Celtic.
Namun, di tengah ancaman atas hukuman kesembilan untuk aksi serupa dalam lima tahun terakhir tersebut, pada pendukung Celtic justru kian menyuarakan dukungannya untuk Palestina. Dilaporkan oleh the Independent, Selasa (23/8), para pendukung Celtic melalui situs GoFundMe membuat laman untuk menyerap sumbangan uang bagi pengungsi Palestina, khususnya di Gaza.
Para pendukung Celtic yang tergabung dalam lingkaran ‘Brigade Hijau’ awalnya menargetkan uang sumbangan sesuai dengan denda yang klub mereka terima, 15 ribu pound. Namun, 24 jam sejak sumbangan digalang Sabtu (21/8), uang yang telah masuk mencapai 30 ribu pound lebih.
Bahkan, memasuki hari kedua, uang yang masuk tercatat telah mencapai 50 ribu pound atau setara Rp 868 juta. “Kampanye yang bertemakan #matchthefineforpalestine ini menuai pun banyak simpati baik dari luar maupun pendukung Celtic sendiri,” tulis Independent.
Salah satu fan Celtic yang ikut terlibat dalam aksi solidaritas bentangan bedera dan spanduk untuk Palestina pada laga melawan Hapoel 17 Agustus lalu menyebut rencana penngumpulan dana memang sudah mencuat sebelum pertandingan. Menurut dia, semua ini dilakukan untuk memberikan kekuatan moral dan materi kepada rakyat Palestina yang sedang berjuang keluar dari penjajahan Israel.
“Apa yang kami tunjukkan saat laga kontra Hapoel jelas bukan yang pertama dan tentu bukan akan jadi yang terakhir,” kata dia dikutip dari portal Middle East Eye.
Sebelumnya, UEFA memandang perilaku pendukung Celtic sebagai perbuatan yang masuk dalam kategori politis. Untuk itu, keputusan hukuman yang akan diberikan kepada Celtic akan dikeluarkan pada 22 September mendatang.