REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra, Syarif menyebut pejawat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bertingkah seperti layaknya pahlawan di tengah persoalan gugatan Undang-Undang Pilkada di Mahkamah Konstitusi.
Ia mengatakan Ahok selalu mendengungkan soal penolakannya cuti kampanye untuk terus bekerja disisa jabatannya. Ia menilai hal tersebut merupakan pencitraan yang juga kampanye sebelum waktunya.
"Ketika dia cuti dari jabatannya kan ada mekanisme dari Kemendagri. Salah satunya pasti ditentukan Plt (pelaksana tugas) Gubernur oleh Mendagri. Jadi semua ada mekanismenya, jangan sok kayak superman, tampak seolah-olah dia mau kawal sendiri pekerjaan," katanya.
Menurutnya Ahok tak paham aturan dan selalu ingin diperlakukan khusus bahkan dalam Pilgub kali ini. Ia merasa Ahok seharusnya bisa membedakan bagaimana prinsip Pemilihan Umum (Pemilu) dan prinsip penyelenggaran pemerintah.
Baca juga, Akhirnya Ahok Pilih Maju Lewat Partai Politik.
"Prinsip pemilu itu berbeda dengan rezim penyelenggaraan pemerintah. Pengertiannya kan menjunjung tinggi asal jujur dan adil, bukan semata-mata bekerja. Jadi prinsip itu pengertiannya bagaimana penantang petahana dan calon pejawat diduduki dalam posisi yang sama," jelasnya.