REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Batam (BP Batam) akan didorong sebagai kawasan industri yang menggunakan teknologi tinggi. Hal ini untuk memberikan nilai tambah terhadap produk industri manufaktur.
"Kita bukannya gak menghargai padat karya, tapi harus cari yang value added dan bisa memberikan pendapatan untuk negara. Karena tanahnya kan terbatas," ujar Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro di Jakarta, Senin (22/8).
Menurut Hatanto, industri layanan perbaikan pesawat terbang atau maintenance, repair and overhaul services (MRO) memiliki potensi yang besar apabila dikembangkan di kawasan tersebut. Selain itu, industri shipyard, animasi, serta informasi dan teknologi juga dapat memberikan nilai tambah yang besar terhadap industri di dalam negeri
Untuk menuju ke arah tersebut, BP Batam melakukan upaya secepatnya agar ada otomatisasi perizinan. Jadi, semua bentuk perizinan yang masih manuak ajan dimasukkan sebagai online. Selain itu, pengalokasian lahan juga direncanakan dapat diurus melalui sistem online.
"Tapi, memang tidak semudah membalikkan tangan. Kalau izin-izin berusaha lebih mudah, tapi membuat sistem online untuk pengalokasian lahan yang jauh lebih rumit," kata Hatanto.
Menurut Hatanto, BP Batam akan menerapkan kemudahan izin langsung konstruski (KLIK) untuk mempermudah perizinan investasi. Selain itu, rencananya juga akan menerapkan sistem pengalokasian lahan dan memperbaiki lahan tidur.