REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI — Pemerintah Kabupaten Sukabumi tengah menggiatkan sosialisasi penanganan rabies ke sejumlah kecamatan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah adanya kasus gigitan anjing rabies.
‘’Sudah beberapa pekan terakhir kami melakukan sosialisasi penanganan rabies,’’ ujar Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kabupaten Sukabumi, Iwan Karmawan kepada Republika.co.id, Selasa (23/8).
Dalam kegiatan itu juga dilakukan gerakan vaksinasi rabies terhadap anjing yang ada di daerah. Sosialisasi dan gerakan vaksinasi rabies ini terang Iwan, dilakukan di beberapa kecamatan antara lain Cisolok, Palabuhanratu, Sagaranten, Pabuaran, dan Gegerbitung. Acara ini diharapkan meningkatkan pemahaman warga mengenai penanganan rabies. Selain itu kata Iwan, Disnak menargetkan semua binatang yang berpotensi menularkan rabies bisa dilakukan vaksinasi. Sehingga potensi serangan binatang rabies bisa ditekan semaksimal mungkin.
Iwan mengakui, kawasan yang paling rawan serangan anjing rabies berada di daerah perbatasan Sukabumi. Khususnya wilayah perbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan Bandung. Hal ini karena, kemungkinan ada anjing rabies dari daerah perbatasan masuk ke Sukabumi.
Iwan mengungkapkan, langkah antisipastif penanganan rabies salah satunya dikarenakan peristiwa gigitan anjing pada awal 2016 lalu. Pada waktu itu seorang warga, Opan Opandi (62 tahun), warga Kampung Pulo RT 01 RW 01, Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampang Tengah meninggal dunia akibat gigitan anjing rabies.
Korban meninggal dunia ketika mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)) R Syamsudin SH Kota Sukabumi pada 29 Arpil 2015. Sementara peristiwa gigitan anjing ini terjadi pada 17 Januari 2016 lalu. Data Dinas Kesehaan (Dinkes) Sukabumi menyebutkan, ada sebanyak 12 warga yang terkena gigitan anjing rabies. Di mana, anjing yang menggigit itu merupakan jenis anjing liar.