REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan, para sandera bisa bebas karena kelompok Abu Sayyaf dalam posisi terdesak. Abu Sayyaf memegang banyak sandera, namun di sisi lain ada serangan dari operasi militer filipina sehingga membuat konsentrasi mereka terpecah.
"Ada serangan yang membuat mereka tak memperhatikan tawanan. Jadi mereka para sandera bisa lari," ujar Ryamizard di Silang Monas, Selasa (23/8).
Sebelumnya, tersebar informasi dua orang sandera bebas, yaitu Mohammad Sofyan dan Ismail. “Informasi tersebut sudah saya cek, Mohammad Sofyan dan Ismail sekarang sudah berada di Sambo, sedang dicek kesehatannya oleh tim medis,” ujar Panglima TNI, Gatot Nurmantyo.
Menurut Panglima TNI, ini adalah kerja dari Pemerintah Filipina yang mempunyai komitmen membebaskan sandera. Mereka melakukan pengepungan sehingga dua ABK ini bisa lolos.
“Saya tidak pernah menyarankan gencatan senjata, tapi Pemerintah Filipina melalui Presiden Duterte menelepon kepada Presiden Jokowi agar pemerintah Indonesia memberi kesempatan kepada Pemerintah Filipina untuk membebaskan sandera tersebut,” kata Gatot.
Untuk pemulangan dua WNI tersebut, hingga kini Menhan dan Panglima sudah meminta Kementerian Luar Negeri untuk melakukan kordinasi dengan Dubes Indonesia di Filipina. Gatot mengatakan, saat ini dua WNI masih ada di Manila.
"Sudah ada di Manila, Menlu sedang kordinasi dengan Filipina untuk pemulangan ini," ujar Gatot.