Selasa 23 Aug 2016 16:20 WIB

Kritik Jokowi, Navias Tanjung tak Takut Digugat Secara Hukum

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ilham
Ilustrasi surat terbuka
Ilustrasi surat terbuka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria berusia 53 tahun asal Batam, Kepulauan Riau, Navias Tanjung, membuat surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun Facebook miliknya. Dalam surat tersebut, Navias melontarkan kritik keras terhadap semua kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi dalam kepemimpinannya yang baru berjalan dua tahun.

Dalam surat tersebut, Navias menyebut sejumlah kebijakan pemerintahan Jokowi-JK justru menghabiskan uang negara tanpa memiliki manfaat langsung untuk masyarakat. Kebijakan tersebut antara lain proyek tol laut, pengadaan kapal sapi, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, hingga pengadaan traktor tangan untuk petani.

Pria kelahiran Bukit Tinggi, Sumatera Barat, itu pun mengaku tidak khawatir jika nantinya terkena kasus hukum lantaran adanya surat tersebut. Bahkan, Navias justru berharap, Presiden Joko Widodo dapat membawa masalah ini ke ranah hukum.

''Biar nanti saya buka semua. Misalnya dituntutnya saya telah membuat penilaian yang keliru, nanti baru saya ungkap semua. Biar sekalian saja. Tidak takut saya. Baru saya buka semua, biar masyarakat tahu apa yang sudah terjadi dengan Republik ini,'' kata Navias kala dihubungi Republika.ci.id, Selasa (23/8).

Tidak hanya itu, Navias menegaskan, dirinya tidak terafiliasi oleh kelompok politik atau partai manapun. Surat terbuka kepada Presiden Jokowi ini, kata Navias, dibuat semata-mata untuk menyampaikan keluhan dan kekecewaan yang dialami masyarakat.

Navias menyatakan, baru menjabat sebagai presiden selama dua tahun, Jokowi sudah membuat utang Indonesia membengkak hingga 900 triliun rupiah. Kondisi ini tidak hanya merugikan rakyat, tapi juga berpotensi mengancam negeri ini.

Navias menyarankan, di sisa pemerintahannya, Jokowi sebaiknya tidak membuat kebijakan pembangunan apapun, termasuk pembangunan infrastruktur. Terlebih dengan menggunakan uang hasil dari pinjaman luar negeri. Mantan nakhoda itu menyebut, sebaiknya Jokowi berupaya untuk membawa Indonesia bisa benar-benar bebas dari utang luar negeri di akhir masa pemerintahannya.

''Itu akan lebih berhasil lagi buat dia jika lakukan itu. Dia akan lebih dipandang lebih terpuji jika melakukan itu (membebaskan Indonesia dari hutang luar negeri), ketimbang dia harus tambah-tambah uutang terus,'' kata Navias.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement