REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara telah meletakkan ranjau darat di Zona Demiliterisasi (DMZ) antara kedua Korea. Hal tersebut muncul di tengah ketegangan yang meningkat di semenanjung setelah dimulainya latihan militer tahunan AS-Korsel.
Korut yang melakukan uji coba nuklir keempat Januari dan serangkaian tes roket sejak itu menganggap latihan bersama mirip dengan perang. Korut bahkan mengancam akan melancarkan serangan militer sebagai pembalasan.
Korut mengatakan, ranjau diletakkan dekat DMZ, desa Panmunjom. Gencatan senjata di desa tersebut dikendalikan kedua negara Korea dan militer AS.
"Militer Korea Utara terlihat meletakkan beberapa ranjau darat pekan lalu di sisi Utara dari Bridge of No Return," kata sumber pemerintah Korsel kepada Yonhap.
Jembatan itu melintas di atas sungai sepanjang perbatasan Military Demarcation Line (MDL), dekat lokasi serangan 1976 yang menewaskan dua tentara AS.
Kementerian Pertahanan Korsel menolak mengomentari laporan Yonhap tentang rudal baru dan mengatakan daerah berada di bawah kendali PBB. Perintah PBB yang dipimpin militer AS bersama mengawasi keamanan di Panmunjom. Mereka khawatir kegiatan militer Korut namun tidak mengonfirmasi laporan adanya rudal.
"Adanya perangkat atau amunisi di atau dekat jembatan serius membahayakan keselamatan orang dekat perbatasan," kata PBB dalam sebuah pernyataan.
Yonhap mengutip sumber pemerintah mengatakan, rudal diletakkan mungkin untuk mencegah tentara Korut membelot ke Korsel.