REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdiskusi bersama puluhan seniman dan budayawan Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta membahas pembangunan kebudayaan di Tanah Air
"Saya ingin mendapatkan masukan-masukan, mendapatkan input-input, agar pembangunan infrastruktur yang lunak, infrastruktur yang tidak keras itu juga mulai bisa kita mulai yang ada," kata Presiden saat membuka diskusi tersebut, Selasa (23/8).
Sebanyak 29 budayawan yang hadir antara lain Sri Edi Swasono, Jim Supangkat, Arswendo Atmowiloto, Franz Magnis Suseno, Garin Nugroho, Sys Ns, Nasirun, Ahmad Tohari, Mudji Sutrisno, Djaduk Ferianto, dan Butet Kertaradjasa.
Presiden dalam pertemuan tersebut juga didampingi Kepala Staf Presiden Teten Masduki. Menurut Jokowi, fasilitas budaya yang ada di Indonesia masih berkondisi belum baik dan belum dapat berkontribusi maksimal terhadap pembangunan budaya. Pembangunan kebudayaan tersebut, ujar Jokowi, dimaksudkan untuk menunjukan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.
"Taman-taman budaya yang saya lihat sudah ada di beberapa kota kabupaten tidak memberikan sebuah kontribusi yang kelihatan bagi pembangunan budaya kita," kata Jokowi yang menambahkan dalam perbincangannya juga akan membahas sejumlah isu secara terbuka.
Jokowi tiba di aula Galeri Nasional pada sekitar pukul 16.00 WIB mengenakan pakaian batik panjang berwarna cokelat dan langsung menyalami para budayawan dan seniman yang hadir.
Acara tersebut dilaksanakan di tengah rangkaian acara Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan RI untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI Ke-71 dengan tema "Goresan Juang Kemerdekaan" yang diselenggarakan di Galeri Nasional oleh Kementerian Sekretariat Negara.