Rabu 24 Aug 2016 06:15 WIB

Dituding ISIS, Tiga Muslim London Dipaksa Turun dari Pesawat

Sakina,  Ali,  Maryam
Foto: Facebook
Sakina, Ali, Maryam

REPUBLIKA.CO.ID,Tiga Muslim bersaudara diminta turun dari pesawat di London Inggris, setelah diinterogasi. Mereka dipaksa turun setelah ada seorang penumpang pesawat menuduh mereka menjadi anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sakina Dharas (24 tahun), bersama dua saudara kandungnya, Maryam (19) dan Ali (21) sudah duduk di dalam pesawat EasyJet flight EZY3249 yang hendak berangkat dari Bandara London menuju Naples, Italia, pada 17 Agustus lalu.

Pada Selasa (23/8), Sakina mengatakan kepada Aljazirah bahwa sesaat sebelum lepas landas, kru pesawat meminta tiga bersaudara itu untuk turun dari tangga pesawat. Mereka kemudian ditemui polisi bersenjata dan agen MI5 yang menginterogasi mereka selama satu jam.

Pada awalnya, ada dua penumpang yang juga akan terbang ke Naples memberi tahu otoritas bandara bahwa tiga Muslim itu melihat telepon genggam. Di layar telepon seluler, tampak ada kalimat “Alhamdulillah."

“Seorang penumpang di dalam pesawat telah mengklaim bahwa kalian adalah anggota ISIS,”kata agen MI5 kepada mereka, seperti dikatakan Sakina yang merupakan seorang apoteker.“Beberapa menit berada disana saya melihat polisi berdiri, saya sangat emosional,”kata dia. “Kami tidak melakukan apapun (di telepon). Kami bahkan tidak berbicara bahasa Arab. Kami India.”

Sakina menambahkan, saudara lelakinya, Ali, tidak melihat telepon genggam saat berada di kabin pesawat. Satu-satunya naskah Arab di telepon pintarnya adalah aplikasi ayat Alquran yang tidak terbuka sejak mereka berada di bandara. 

Selama satu jam diinterogasi di apron bandara, Sakina mengatakan dia harus menjelaskan lembar demi lembar bermacam cap stempel di paspornya. Dia juga memperlihatkan pesan WhatsApp terkini yang dia terima kepada agen MI5. Tiga bersaudara itu juga menjawab semua pertanyaan terkait dengan kehidupan pribadi dan ditanya tentang alamat rumah mereka, pekerjaan, sosial media hingga profesi orang tua. 

Sakina mengatakan, agen itu menjelaskan kepada mereka bahwa dia sudah mengecek informasi tentang keluarga mereka. Agen tersebut, kata Sakina, pun sudah memverifikasi informasi itu. Sebelumnya, agen itu pun memperingatkan mereka bahwa dia akan meneliti lebih jauh tentang mereka. “Jika menemukan sesuatu, saya akan berada disini menunggumu kembali,”kata Sakina yang mencontohkan perkataan agen tersebut.

Tia bersaudara yang berasal dari London barat pun akhirnya dibiarkan kembali ke pesawat mereka yang sempat ditunda. “Saya sangat malu,”kata Sakina. “Menurut saya, tidakkah mereka seharusnya mendatangi pesawat bersama kami untuk menunjukkan kepada para penumpang bahwa tidak ada yang salah, atau mengatakan, jangan khawatir ini hanya salah paham?”Sakina mengatakan, liburannya di Italia sudah dirusak karena peristiwa itu. “Ini berada di benak kami selamanya.”

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement