REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dikenal dengan bentangan pemandangan alamnya yang indah. Tak jarang fotografer luar negeri datang ke Indonesia untuk mengabadikan panorama pegunungan, pantai, atau objek-objek foto menarik lainnya.
Namun lain halnya dengan fotografer asal Italia, Stefano Romano. Melalui buku fotografi miliknya yang berjudul 'Kampungku Indonesia', Stefano menampilkan sisi lain Indonesia dari suasana perkampungan.
"Indonesia yang sesungguhnya ada di kampung, takut kampung di masa depan bisa hilang," ujar Stefano, saat ditemui dalam acara peluncuran buku Kampungku Indonesia di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (24/8).
Semenjak tinggal di Indonesia sejak 2010 lalu, ia mengaku sangat tertarik dengan kampung, dimulai dari kampungnya di Pondok Pinang, Jakarta. Ia kemudian melakukan perjalanan dari Jakarta ke Jawa Tengah untuk memotret kehidupan kampung-kampung di sejumlah daerah.
"Di kampung nyaman, suka sekali. Ada jalan-jalan gang yang sempit, jalan itu seperti pembuluh darah Indonesia. Mal yang ada di kota besar hanya artifisial yang bisa saya temukan di Indonesia, tapi kampung cuma ada di Indonesia," kata Stefano.
Dari ratusan foto kegiatan masyarakat kampung yang dipotretnya, ada satu foto yang paling Stefano sukai, yaitu foto seorang anak kecil di samping bantaran sungai Ciliwung di wilayah Petamburan. Menurutnya, foto tersebut mengajarkan seseorang akan sangat bergantung pada tempatnya dilahirkan, termasuk jika orang tersebut dilahirkan di bantaran sungai.
Pengalaman unik juga ia rasakan saat memotret di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang, Bekasi. Suatu hari ia bertanya kepada seorang anak kecil apakah anak tersebut menyukai gunungan sampah. Lalu ia merasa heran karena sang anak mengatakan sangat suka pada gunungan sampah.
"Ibaratnya, kalau banjir di Italia semua orang menangis, tapi kalau di Indonesia anak kecil langsung senang main air," ujar Stefano yang mualaf ini.
Meski lahir di Italia, Stefano mengaku sangat mencintai Indonesia, terutama anak-anak kecil Indonesia yang banyak ia temui selama mengumpulkan foto. Ia merasa tersentuh melihat banyak anak kecil yang harus bekerja menghadapi sampah, namun takjub karena mereka melakukannya dengan senang hati.