Rabu 24 Aug 2016 11:36 WIB

Bareskrim Kirim Tim ke Filipina Cek 177 Calhaj yang Ditahan

Rep: Mabruroh/ Red: Achmad Syalaby
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)
Foto: EPA/Manila International Airport Media Affair
Jamaah Haji Indonesia dan Malaysia dibawa otoritas Bandara International Passay City - Manila Selatan karena menggunakan paspor palsu Filipina menuju Arab Saudi (EPA/Manila International Airport Media Affair)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri mengirim tim menuju Filipina. Tujuannya untuk berkomunikasi langsung dengan para calon jamaah haji Indonesia yang masih tertahan di Manila. 

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan proses penyidikan kasus 177 WNI yang menggunakan paspor Filipina untuk berangkat haji masih berlangsung. Bahkan tim penyidik Bareskrim Polri harus diberangkatkan ke Manila untuk mencari fakta-fakta yang terjadi. "Jadi proses penyidikan masih berjalan dan tim dari Bareskrim diberangkatkan ke Manila hari ini," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (24/8).

Tim berjumlah empat orang ini berangkat pada Rabu (24/8) untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari para korban. Karena kata dia para korban ini adalah warga negara Indoensia yang tengah menghadapi proses hukum di Filipina."Oleh karena itu dengan kerja sama antara kami dan kementerian atau kepolisian yang menangani masalah ini termasuk dari unsur imigrasi itu dapat diupayakan untuk bisa mendapatkan bahan keterangan sebagai saksi," ujar Boy.

Setelah penyidik datang ke lokasi, kata Boy, mereka  segera meminta keterangan dari para korban ini. Termasuk siapa yang memberangkatkan dan bagaimana mereka berangkat.

"Jika itu sudah kita peroleh maka tentu akan memperjelas beberapa travel agent yang kemarin kami sampaikan. Karena mereka ini bekerja sama dengan travel agent ataupun mendapatkan fasilitas layanan dari travel agent itu," ujar Boy. 

Sehingga, lanjut Boy nantinya akan lebih jelas siapa orang di dalam travel  tersebut, di mana alamat travel, dan fakta-fakta lainnya dapat segera diketahui. Kemudian barulah setelah mendapatkan keterangan dari para korban ini, penyidik akan bergerak untuk mulai melakukan pemeriksaan terhadap travel-travel yang memberangkatkan 177 WNI.

"Jadi data sudah ada tapi kami belum mendapatkan data kongkrit tentang domisilinya, pengurusnya siapa, lokasi kantor di mana, ini yang belum kami dapatkan," ujar Boy.Sehingga tambahnya mudah -mudahan dengan berangkatnya tim ke Manila dapat segera membuat terang kasus tersebut. Termasuk masih kata Boy bagaimana aktivitas pengelola jasa pemberangkatan haji melalui Filipina ini.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement