Rabu 24 Aug 2016 12:52 WIB

Separuh Tanaman Tembakau di Temanggung Rusak

Petani memetik daun tembakau bagian atas. (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Petani memetik daun tembakau bagian atas. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sekitar 20 hingga 50 persen tanaman tembakau di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah rusak akibat hujan di tengah kemarau basah ini. "Cuaca yang kurang bagus akhir-akhir ini mengakibatkan daun tembakau di bagian bawah menguning," kata petani tembakau warga Bansari, Jumhar, Rabu (24/8).

Menurut dia di wilayah Bansari setiap tanaman rata-rata 50 persen daun tembakau telah menguning. Daun tembakau yang telah menguning tersebut tidak bisa diproses menjadi tembakau rajangan kering. Dalam kondisi cuaca yang kurang mendukung ini, pabrik rokok juga belum membuka gudang untuk melakukan pembelian tembakau.

Ia mengatakan semakin mundur pembelian tembakau pada masa panen tahun ini, maka akan semakin banyak daun tembakau yang rusak. "Kami berharap pabrik rokok segera melakukan pembelian tembakau agar petani tidak semakin merugi," kata dia.

Kepala Desa Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Subakir mengatakan daun tembakau yang menguning di wilayahnya sekitar 20 persen. Ia menuturkan pada musim kemarau basah ini memang sering hujan, tetapi dalam sepekan terakhir di wilayahnya tidak turun hujan sehingga beberapa petani mulai memetik daun tembakau, meskipun belum ada pembeli tembakau.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Temanggung Ahmad Fuad mengatakan, tingkat kerusakan tanaman tembakau terparah berada di Temanggung bagian utara, saat ini sudah lebih dari setengah tanaman tembakau rusak dan tidak bisa diharapkan lagi.

"Paling parah tembakau yang ditanam di lereng Gunung Prau bisa jadi saat ini hanya tinggal 30 persen saja, sebab petani di daerah ini masa tanam tembakau lebih awal dibanding daerah lainnya," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement