REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Selasa (23/8), berharap perundingan dengan Cina terkait Laut Cina Selatan dilakukan pada tahun ini.
Ia juga tidak akan menyinggung hasil pengadilan arbitrase internasional, yang menolak pengakuan Cina saat menghadiri konferensi tingkat tinggi kawasan pada bulan depan.
Pengadilan Arbitrase di Den Haag pada Juli memutuskan, Cina tak memiliki sejarah hak di Laut Cina Selatan. Bahkan, negara itu dinilai melanggar kedaulatan Filipina karena sejumlah kegiatannya di sana. Keputusan tersebut membuat Cina berang.
Meski demikian, masalah Laut Cina Selatan akan dibahas oleh 10 anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama mitra rembuknya, Cina, Amerika Serikat, dan Jepang. Pertemuan itu dinilai dapat memancing kembali kemarahan Cina.