REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kepolisian Kanada mengizinkan anggota perempuan menggunakan jilbab saat bertugas. Menurut juru bicara pemerintah negara itu, Scott Bardsley, langkah ini adalah cerminan keragaman masyarakat.
Selain itu, menurut Scott, hal ini memungkinkan perempuan Muslim lebih tertarik untuk bergabung dalam kepolisian The Royal Canadian Mounted atau dikenal dengan Mounties.
Selama ini, petugas kepolisian Mounties dikenal dengan seragam yang ikonik. Mulai dari topi lebar dan baju berwarna merah. Selama hampir dua abad, tampilan ini tidak pernah diubah.
Dalam laporan yang ditulis oleh media lokal, sebanyak tiga jenis hijab telah diuji terlebih dahulu. Dengan demikian, model apa yang sesuai untuk dikenakan para petugas Muslimah dapat ditentukan dan dipastikan tak akan mengganggu aktivitas.
Kebijakan ini dibuat oleh Pemerintah Kanada tanpa adanya permintaan khusus dari petugas. Namun, dalam dua tahun terakhir, anggota Mounties pernah meminta adanya aturan yang tidak ketat berkaitan dengan agama serta budaya. Salah satunya dari petugas laki-laki yang ingin memiliki jenggot.
Bardsley menjelaskan, kebijakan memperbolehkan hijab telah diterapkan di beberapa negara Barat lainnya. Di antaranya adalah Swedia, Norwegia, serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS). Bahkan, di London, Inggris polisi perempuan telah diperbolehkan mengenakan jilbab sejak lebih dari 10 tahun lalu.