Rabu 24 Aug 2016 19:01 WIB

35 Persen Perempuan Pilih Burkini karena Alasan Teknologi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Seorang wanita mengenakan burkini atau istilah untuk baju renang yang tertutup penuh di Marseille, Prancis Selatan.
Foto: AP
Seorang wanita mengenakan burkini atau istilah untuk baju renang yang tertutup penuh di Marseille, Prancis Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Larangan penggunaan burkini di Prancis semakin meningkatkan pengenalan terhadap produk ini. Banyak perempuan menggunakannya bukan karena mereka Muslim.

Dilansir dari inews, Rabu (24/8), Kepala Pemasaran Modestly Active, Ismail Sacranie mengatakan 35 persen perempuan menggunakannya karena alasan teknologi. "Produk kami khusus dibuat untuk memastikan penggunaannya tetap ringan, tidak membuat tenggelam atau lengket di air," katanya.
 
Produk itu juga secara teknis dilengkapi dengan perlindungan sinar UV, tahan garam laut dan klorin. Banyak perempuan menggunakannya karena melindungi dari sinar matahari.
 
Sacranie mengatakan koki selebritis Nigella Lawson adalah salah satu pelanggannya. Setelah mengetahui tentang manfaat-manfaat ini, Sacranie menyebut penjualan burkini dari bisnisnya langsung meningkat tajam.
 
 
"Semakin banyak orang menemukan kami, reputasi semakin berkembang, kesadaran juga semakin meningkat," kata dia, dikutip dari Independent.
 
Permintaan kini banyak bermunculan dari Jerman, AS, Rusia dan lainnya.CEO Shorso yang juga menjalani bisnis burkini sejak 2012, Jessica Robinson juga mengatakan penjualan burkini meningkat. Shorso, menurutnya, telah menjual lebih dari 15 ribu burkini dalam satu tahun terakhir.
 
Menilai larangan burkini di sejumlah pantai di Prancis, Robinson mengaku tidak khawatir. "Perempuan harus punya pilihan untuk memakai apa pun yang membuat nyaman," katanya.
 
Robinson juga mengatakan burkini menandakan keberagaman industri fashion dan itu harus diterima.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement