REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Federasi Mahasiswa Kerakyatan (FMK) mengecam pembubaran brutal dan kekerasan yang dilakukan oleh TNI kepada Komunitas Perpustakaan Jalanan Bandung. Ketua Umum FMK Hasyim Ilyas mengatakan aktivitas perpustkaan bukanlah aktivitas yang membahayakan sehingga harus dibubarkan secara brutal.
“Mereka menghadirkan buku-buku untuk dibaca. Harusnya pemerintah memberikan apresiasi terhadap inisiatif dari Komunitas Perpustakaan Jalanan Bandung,” ungkap Hasyim dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (25/8).
Hasyim mengaku kecewa dengan sikap brutal TNI tersebut. Menurut Hasyim, tidak seharusnya tentara melakukan operasi diluar wilayah perbatasan. Dia menilai aksi brutal ini sama halnya dengan tindak kekerasan yang harus dijatuhi hukuman atau sanksi sesuai peraturan yang lahir pascareformasi.
Hayim mengatakan aksi brutal TNI ini dapat meresahkan yang ingin membangun ekspresinya. FMK menuntut pemerintah agar tidak membatasi ekspresi rakyat. “Lahirnya perpustakaan jalanan harus dimaknai sebagai kritik kepada Negara yang membatasi pikiran rakyat ataupun informasi yang membantu mengembangkan potensi, pengetahuan, teknologi, bahkan sikap politik,” kata Hasyim.
Sebelumnya, Komunitas Perpustakaan Jalanan Kota Bandung mengaku dibubarkan TNI Cikapayang Dago pada Sabtu (20/8) malam tanpa alasan yang jelas. Koordinator Komunitas Perpustakaan Keliling Jalanan, Ridwan Indra menjelaskan, pada Sabtu (20/8) malam memang ada sweeping klub bermotor oleh TNI.
Satuan TNI yang ada dalam operasi tersebut berjumlah sekitar 40 orang menumpangi dua truk dan mobil polisi militer serta kendaraan pribadi. Di tempat yang sama, anak-anak komunitas tengah menjajakan buku. Kemudian pihak TNI menghampiri komunitas itu dan meminta membubarkan diri.