Kamis 25 Aug 2016 05:35 WIB

350 Ulama Akan Hadiri Muzakarah Tauhid Tasawuf se-Asia Tenggara

Tasawuf (ilustrasi)
Foto: Blogspot.com
Tasawuf (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 350 ulama tasawuf se-Asia Tenggara akan menghadiri Muzakarah Tauhid Tasawuf ke-4 se-Asia Tenggara di Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hikam, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 25-27 Agustus 2016. Acara ini juga akan dihadiri ribuan jamaah dari berbagai wilayah di Indonesia.

Sekretaris Umum Muzakarah Tasawuf ke-4 Se-Asia Tenggara, Abi Razali Daud mengatakan, pertemuan ini akan dihadiri sejumlah tokoh penting, yang terdiri dari para Mursyid dan Masyayikh berbagai thariqah mu’tabarah.

Ulama tasawuf terkemuka itu antara lain; Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi (Syekh Thoriqot Naqsabandiyah), Syekh H Ibrahim Muhammad (Syekh Thoriqot Syatariah, Malaysia), Dr Muhammad Dhiauddin Kuswandi (pimpinan Keluarga Besar Wali Songo), Dr Syekh Rohimuddin Al-Bantany (pimpinan Kerukunan Ulama Nusantara), dan KH Zein Djarnuzi (pimpinan Pondok Pesantren Raudhoh Al-Hikam, Indonesia, Syekh Thoriqoh Qodiriyah Wanaqsabandiyah/TQN).

"Acara yang juga akan dihadiri para tokoh agama dan Muspida Kabupaten Bogor ini rencananya akan dibuka Ketua MUI KH Ma’ruf Amin pada Kamis 25 Agustus 2016 pukul 09.00 WIB," ujar Abi Razali dalam keterangannya kepada Republika, Rabu (24/8).

Abi Razali menambahkan, rangkaian acara yang digelar selama tiga hari ini akan diisi muzakarah (seminar/konferensi) khusus, zikir, tausiyah, maulid Nabi, manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani serta hiburan Islami dari Indonesia dan Malaysia. "Muzakarah Tauhid Tasawuf ini akan diisi dengan pembahasan," ungkapnya.

Isu yang akan dikaji dan dibahas para ulama tasawuf itu meliputi inti ajaran tauhid sufi, pedoman warisan sejarah gemilang peradaban umat khususnya di Nusantara agar berupaya bangkit kembali. Selain itu, lanjut Abi Razali, Muzakarah Ulama Tasawuf ini juga akan membahas pembentukan akhlak mulia untuk mencapai tauhid hakiki, hubungan tasawuf dengan ilmu-ilmu keislaman serta pergerakan tauhid sufi dalam memberkahi Nusantara.

Ia menuturkan, gerakan sufi senantiasa menekankan akhlak mulia dan perdamaian, bukan gerakan yang membawa kemarahan, kebencian, dendam, radikalisme dan terorisme. "Gerakan sufi sangat melarang melakukan perbuatan yang bersifat zalim terhadap siapapun," tuturnya.

Menurut dia, ajaran sufi membawa seluruh umat manusia untuk beriman dan makrifat kepada Allah SWT melalui wasilah cahaya Rasulullah SAW yang membawa cinta dan akhlak mulia.

"Maka dengannya jiwa tenang, damai, dan terhindar dari berbagai penyakit hati serta bisa membangun ibadah yang khusyuk, akhlak yang indah, dakwah yang membawa kedamaian serta mewujudkan keadilan dan kasih sayang antara sesama umat manusia. Sesungguhnya dengan jalan makrifat ini, jiwa manusia akan menjadi bahagia dan tenang," papar dia.

Sudah waktunya, kata dia, para Mursyid Thariqah bangkit kembali membimbing masyarakat untuk mengembalikan ruh agama serta bergandeng tangan, bersama-sama dengan para ulama dari berbagai disiplin keilmuan yang telah memainkan peranan masing-masing dengan baik.

"Semoga Muzakarah Tauhid Tasawuf ke-4 Se-Asia Tenggara ini memberikan manfaat bagi bangsa, negara dan masyarakat di Nusantara dan Asia Tenggara serta cahayanya membawa kebahagiaan dan kedamaian yang memancar ke seluruh dunia."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement