Kamis 25 Aug 2016 14:29 WIB

Taspen Kurangi Porsi Investasi Deposito

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Petugas memberikan penjelasan pelayanan satu jam dikantor Taspen, Jakarta, Senin (22/2).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Petugas memberikan penjelasan pelayanan satu jam dikantor Taspen, Jakarta, Senin (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- PT Taspen (Persero) akan mengurangi porsi investasi penempatan dana kelolaan di instrumen deposito. Investasi deposito dinilai sudah tidak bisa diandalkan karena semakin rendahnya bunga.

Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengatakan, deposito selama ini memiliki porsi 60 persen dalam portofolio investasi Taspen. "Kita sudah tidak bisa berharap lagi di deposito. Harus digeser ke yang lain," kata Iqbal dalam sela-sela Rapat Kerja Nasional Taspen di Surabaya, Kamis (25/8).

Iqbal mengatakan, Taspen akan mulai memperbesar investasi di pasar modal seperti obligasi korporasi dan reksadana. Ini lantaran imbal hasil yang ditawarkan obligasi lebih tinggi dari deposito. Iqbal mengatakan, yield obligasi rata-rata berada di atas sembilan persen. Sedangkan deposito saat ini di kisaran 6,75 persen.

Iqbal menambahkan, Taspen sesuai peraturan bisa menempatkan dana kelolaan melalui obligasi dan reksadana hingga 20 persen. "Tapi, saat ini baru belasan persen. Karena obligasi lebih menguntungkan, tentu secara bisnis harus pindah," ujar Iqbal.

Iqbal mengatakan, Taspen perlu melakukan peralihan investasi tidak hanya demi menjaga bisnis perusahaan. Tapi, juga agar terus dapat meningkatkan pelayanan kepada para peserta Taspen. "Sulit mengembangkan layanan yang baik tanpa kapasitas bisnis yang baik juga," ujar dia.

Sepanjang semester I 2016, Taspen membukukan laba bersih sebesar Rp 314,28 miliar atau 54,07 persen dari target rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) 2016. Sedangkan total aset tercatat sebesar Rp 196,91 triliun atau meningkat sebesar 11,22 persen dari tahun sebelumnya.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan, Taspen memang sudah seharusnya mulai memperkecil porsi investasi deposito. "Deposito sudah tidak menarik lagi. Harus mulai diperbesar investasi yang lain," kata Asman.

Baca juga: Mulai 2017, Mengurus Pensiun Cukup Duduk Manis di Rumah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement