REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) menilai wacana kenaikan harga rokok tidak akan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani tembakau. Sebab, petani tembakau di NTB sebelumnya sudah dikontrak oleh perusahaan rokok dengan harga tembakau yang sudah ditetapkan.
Anggota Komisi II DPRD NTB, Burhanudin mengatakan petani berharap wacana kenaikan harga rokok akan berdampak secara ekonomi. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan berpengaruh sebab petani sudah dikontrak perusahaan dengan harga yang sudah ditetapkan.
"Petani berharap naik dengan adanya kenaikan harga rokok tapi sepertinya tidak akan berpengaruh karena sudah dikontrak oleh perusahaan," ujarnya kepada di Mataram, Kamis (25/8).
Menurutnya, para petani tembakau bisa mendapatkan dampak keuntungan dari kenaikan harga rokok pada Tahun mendatang. Selain itu, kenaikan harga rokok bisa mendorong industri lokal lebih berkembang.
"Banyak variasi akan muncul dengan kenaikan harga rokok dari berkembangnya industri lokal rokok," katanya.
Burhanudin menambahkan kenaikan harga rokok bagi mereka yang baru merokok akan lebih terasa berat dibandingkan dengan perokok berat. Sedangkan, perokok berat kemungkinan besar akan berpindah rokok.