REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebanyak lebih dari 170 mahasiswa Iran harus menunda pendaftaran dan beasiswa yang diberikan oleh sejumlah universitas di Amerika Serikat (AS). Hal ini disebbakan karena adanya keterlambatan proses visa.
Para mahasiswa ini sebelumnya telah diterima untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di beberapa universitas AS. Mulai dari jurusan teknik, hingga bahasa Inggris. Namun, hingga kelas di semester ini dimulai, visa bagi mereka tak kunjung dikeluarkan oleh pihak Pemerintah AS.
Belum jelas apa alasan dari pemerintah di Negeri Paman Sam itu sehingga membuat proses visa terhadap mahasiswa Iran terhambat. Namun, kesepakatan nuklir, hingga masalah kudeta Turki disebut menjadi salah satu alasan politis. Selama ini, mahasiswa dari Iran menghadapi banyak hambatan untuk menempuh pendidikan di AS karena kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik.
Afshin Ahmadi, salah satu mahasiswa Iran mengatakan seharusnya saat ini telah memulai tahun ketiga untuk belajar di Universitas Clemson, Carolina Selatan. Ia yang menempuh jurusan teknik elektro itu tidak mendapat persetujuan atas perpanjangan visa pelajarnya.
"Saya tidak dapat berbuat apa-apa. Saya berharap bisa kembali ke AS untuk kuliah setelah menikmati liburan musim panas di Iran," ujar Ahmadi.
Ia mengatakan saat proses perpanjangan visa yang dilakukan di kedutaan besar AS di Ankara, Turki permohonannya tak kunjung terjawab. Ia bahkan sebelumnya telah melakukan proses pemeriksaan tambahan, namun hingga 85 hari tak mendapat jawaban.
Ahmadi menjelaskan karena visa yang tak kunjung diterima dan tahun ajaran baru dimulai, ia harus menunda pendaftaran kuliahnya. Hal itu juga berarti dirinya tidak dapat mengikuti ujian sarjananya, yang seharusnya bisa dilaksanakan pada November nanti.
"Ini merusak semua rencana saya," kata Ahmadi menambahkan.