REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sebanyak 300 jenis seni tradisional yang berasal dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat terancam punah menyusul minimnya generasi penerus yang menekuni bidan dan kesenian tesebut.
"Harus kita akui 300 seni di Jabar sangat memprihatinkan dengan jarangnya generasi penerus," kata Kepala Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian Dinas Pendidikan Jabar, Husen Rahadian Hasan, usai menghadiri Helaran Seni Tradisional di Karawang, Kamis (25/8).
Ia mengatakan, terancamnya 300 jenis seni di berbagai daerah sekitar Jawa Barat itu sesuai dengan hasil peneilitian salah seorang profesor di Jawa Barat. Menurut dia, pasifnya generasi muda terhadap seni tradisional dipastikan akan mempercepat lenyapnya kesenian khas Jawa Barat.
"Kalau untuk saat ini belum ada catatan adanya kesenian yang sudah hilang di Jawa Barat. Jadi sifatnya baru ancaman hilang," kata dia.
Sementara itu, salah satu upaya menjaga seni dan budaya tradisional khas Jawa Barat, maka perlu dilakukan gelaran kesenian tradisional di seluruh kabupaten/kota secara rutin.
Gelaran tersebut dilakukan dengan mengajak sekolah di seluruh Jawa Barat untuk unjuk pentas kesenian tradisional. "Pada tahun ini, helaran kesenian digelar di 16 kabupaten/kota se-Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun 2017 kita akan ada akan menggelar helaran kesenian di 27 kabupaten/kota," kata dia.
Selain itu, Balai Pengembangan Bahasa Daerah dan Kesenian Dinas Pendidikan Jabar juga berencana melakukan pembukuan bahasa daerah Jawa Barat. Untuk sementara ini sudah ada dua bahasa yang sudah dibukukan menjadi kamus, yakni Bahasa Sunda, Bahasa Cirebonan dan selanjutnya pihaknya akan menggarap kamus untuk Bahasa Melayu-Betawi.
Hal tersebut dilakukan, karena masyarakat kabupaten/kota di Jawa Barat tidak hanya menggunakan Bahasa Sunda atau Cirebonan. Ada pula kabupaten/kota yang menggunakan Bahasa Melayu-Betawi, seperti di daerah Depok dan Bekasi.