REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Perdana Menteri Prancis Manuel Valls mempertahankan larangan pakaian renang burkini di lebih dari 12 kota pesisir pantai di Prancis, Kamis (25/8).
Ia mengatakan Prancis tak ingin budaya negara itu terpengaruh kultur luar. Valls menilai pakaian renang yang menutupi seluruh tubuh itu merupakan simbol dari perbudakan wanita.
"Bagi saya burkini merupakan simbol dari perbudakan wanita," ujarnya.
Baca juga, Ketika Muslimah Berjilbab Diusir Sistematis dari Pantai-Pantai Prancis.
Sebelumnya beredar foto polisi bersenjata memerintahkan Muslimah berjilbab di Pantai Nice untuk melepaskan atasan lengan panjangnya. Di sejumlah pantai lain, wanita dengan pakaian burkini juga harus membayar denda. Banyak Muslim Prancis prihatin melihat kondisi itu.
Valls mengatakan, larangan pakaian burkini telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu. Ia pun menegaskan, nilai-nilai sekuler Prancis bukan bermaksud untuk menolak agama. "Kita harus menekankan perang terhadap kelompok Islam radikal," ujarnya menegaskan kepada BFM-TV.