Jumat 26 Aug 2016 14:00 WIB

Pelanggar Ganjil-Genap Didenda Rp 500 Ribu Mulai 30 Agustus

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat mengoperasikan sistem ganjil-genap.
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat mengoperasikan sistem ganjil-genap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Awi Setyono mengatakan, mulai tanggal 30 Agustus mendatang para pelanggar sistem ganjil-genap akan didenda Rp 500 ribu. Tindakan tegas tersebut dilakukan setelah Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta melaksanakan tahap uji coba sejak 27 Juli lalu.

"Ya kalau sanksi tegas bahwasanya pelanggaran rambu-rambu sesuai dengan pasal 287 Undang-Undang Lalin angkutan jalan memang ancaman pidananya dua bulan, atau denda 500 ribu (maksimal)," kata Awi di Polda Metro Jaya, Jumat (26/8).

Awi mengatakan, tahap soaliasi yang telah dilakukan pihaknya sudah berlangsung lama, sehingga pada tanggal 30 Agustus tersebut sudah akan dilaksanakan pelaksanaan sistem pengganti 3 in 1 tersebut. Awi meminta agar masyarakat cerdas untuk menyikapi kebijakan Pemerintah Provinai (DKI) Jakarta itu.

"Satu bulan sebelumnya juga sudah sosialisasi. Jadi kita tidak akan mundur lagi, tanggal 30 Agustus pelaksanaan kita akan laksanakan, saya minta masyarakat juga cerdas menyikapi ini," ucap dia.

Menurut Awi, selama melakukan tahap sosialisi pihaknya juga telah mempertegas penindakan bagi pelanggar secara bertahap. Karena itu, kata dia, saat pelaksanaan dimulai pihaknya tidak akan mensosialisasikan sistem itu lagi.

"Dua minggu pertama tahap sosialisi kita sudah adakan teguran lisan, satu minggu selanjutnya teguran tertulis, satu minggu berikutnya teguran tertulis dan melakukan pengusiran atau mengeluarkan pelanggar dari kawasan," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement