REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- PT Cirebon Energi Prasarana selaku perusahan pembangkit listerik tenaga uap (PLTU) di Cirebon, Jawa Barat, mengatakan PLTU 2 yang akan dioperasikan 2020 menggunakan teknologi Ultra Super Critical dan saat ini dinilai ramah lingkungan.
"Kapasitas PLTU 2 yang sedang mulai pembangunan itu 1x1000 MW dan akan menggunakan sistem yang paling ramah lingkungan, yaitu dengan Ultra Super Critical dan ini pertama di Indonesia," kata Presiden Direktur Cirebon Energi Prasarana Heru Dewanto di Cirebon, Jumat (26/8).
Menurutnya teknologi yang digunakan itu sangat minim dalam hal emisi yang dihasilkan, sehingga dipastikan PLTU 2 menjadi ramah linkungan dan teknologi ini baru yang diterapkan di Indonesia. Untuk PLTU yang saat ini beroperasi menggunakan teknologi di bawah PLTU 2, namun dapat dipastikan juga ramah lingkungan.
"PLTU yang sudah beroperasi juga menggunakan teknologi ramah lingkungan dan dari proses hingga produksi semua diawasi dengan sangat ketat," tuturnya.
Pihaknya mengatakan kalau ada isu yang berkembang bahwa PLTU 2 itu mencemari area tambak garam itu tidak benar dan setelah pihaknya melakukan penelitian hasilnya tidak seperti apa yang ditemukan oleh aktivis pecinta lingkungan.
"Kami juga menjamin untuk area tambak garam yang isunya dicemari oleh PLTU itu tidak bisa dibuktikan, karena setelah kami teliti tidak ditemukan seperti apa yang dikemukakan salah satu aktivis lingkungan," ujarnya.