Sabtu 27 Aug 2016 06:59 WIB

Hotel di Guangzhou Tolak Tamu dari Lima Negara Muslim

Salah satu sudut Kota Guangzhou, Cina.
Foto: http://www.dailymail.co.uk
Salah satu sudut Kota Guangzhou, Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi beberapa bulan lalu memerintahkan sejumlah hotel kelas rendah di kota besar Cina, Guangzhou, menolak pengunjung dari lima negara berpenduduk sebagian besar Muslim.

Meski demikian, Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak pernah mendengar kebijakan semacam itu. Tiga hotel dengan biaya kamar 150 yuan (sekitar Rp 230 ribu) semalam mengaku menerima perintah polisi sejak awal Maret untuk menolak tamu dari Pakistan, Suriah, Irak, Turki, dan Afghanistan.

"Saya belum mengetahui alasannya. Kami hanya diperintahkan tidak boleh menerima tamu tersebut," kata pekerja hotel lewat telepon.

Perintah itu tampaknya hanya berlaku untuk hotel murah. Kelima negara tersebut banyak diserang teroris dalam beberapa tahun belakangan, bahkan Suriah, Irak, dan Afghanistan dilanda perang dengan pegaris keras.

Koran South China Post di Hong Kong pada Jumat mengatakan, perintah tersebut adalah pengamanan terhadap acara, yang akan diadakan di Guangzhou pada pekan ini, berikut Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Hangzhou, walaupun kedua kota itu terpisah seribu kilometer.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Lu Kang mengaku tak mengetahui perintah semacam itu diberlakukan di Guangzhou. "Saya tak pernah mendengar kebijakan itu diterapkan di Cina. Sejauh ini, Cina mendorong rakyatnya agar berhubungan baik dengan warga negara lain. Kami pun berupaya membuat kebijakan yang memungkinkan hal itu terwujud," kata Lu dalam jumpa pers harian.

Petugas pemerintah Kota Guangzhou dan kepolisian setempat belum dapat dihubungi untuk dimintai keterangan.

Dua hotel papan atas mengaku mendapat perintah untuk menolak tamu dari kelima negara tersebut. Guangzhou adalah ibu kota Provinsi Guangdong, rumah sejumlah warga asing, yang sebagian besar pedagang dari Afrika. Cina memiliki populasi muslimnya sendiri, sebagian besar tinggal di Xinjiang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement