REPUBLIKA.CO.ID, AMATRICE -- Italia berencana menggelar pemakaman kenegaraan untuk sekitar 40 korban pada Sabtu (27/8), di kota Ascoli Piceno. Hari berkabung nasional juga telah diumumkan, di mana bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh negeri untuk menghormati korban tewas, termasuk sejumlah warga asing.
Departemen perlindungan sipil di Roma mengatakan, 388 orang dirawat karena cedera di rumah sakit. Sementara 40 di antaranya berada dalam kondisi kritis. Diperkirakan 2.500 orang telah kehilangan tempat tinggal mereka akibat gempa paling mematikan di Italia sejak 2009 tersebut.
Korban selamat kini menghuni tenda-tenda biru yang didirikan dekat tempat tinggal mereka yang rata karena gempa. Pemerintah telah berjanji membangun kembali wilayah tersebut, tapi beberapa warga lokal khawatir itu tak akan pernah terjadi.
Baca: Italia Batalkan Operasi Penyelamatan di Beberapa Daerah Gempa
Salah satu warga Salvatore Petrucci (77 tahun) mengatakan ia khawatir desanya seperti desa lain tak akan dibangun lagi. Sebab menurut Petrucci yang tnggal di dusun dekat Trisunga, setiap musim dingin kota-kota di sana hampir kosong.
"Kami mungkin yang terakhir tinggal di Trisunga," ujarnya.
Lebih dari 1.050 gempa susulan telah melanda daerah tersebut sejak Rabu (24/8), kala gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter melanda. Kerusakan membuat jembatan yang mengarah ke Amatrice putus, hingga menyulitan operasi penyelamatan. Hampir semua bangunan di Amatrice juga rusak.
Menurut lembaga geologi Italia, kuatnya gempa bahkan membuat kota Accumoli yang berada dekat pusat gempa tenggelam setinggi 20 sentimeter. Sejumlah warga asing juga meninggal dalam bencana termasuk enam warga Rumania, seorang wanita Spanyol, Kanada dan Albania. Tiga wisatawan Inggris, termasuk seorang anak 14 tahun, juga meninggal.
Wilayah gempa tersebut memang populer di kalangan wisatawan. Pihak berwenang setempat mengatakan banyak pengunjung asing yang hadir ketika gempa melanda.
Kementerian Luar Negeri Rumania mengatakan 17 Rumania masih hilang. Pemakaman pertama korban diadakan di Roma pada Jumat, untuk Marco Santarelli. Pria berusia 28 tahun itu merupakan anak pejabat senior negara, yang meninggal di rumah liburan keluarga di Amatrice.
Perdana Menteri Matteo Renzi telah mengumumkan keadaan darurat. Ia menyatakan pemerintah akan segera mengucurkan dana sekitar 50 juta euro untuk pekerjaan bantuan. Dia telah berjanji untuk membangun kembali rumah-rumah hancur dan mengatakan ia juga akan memperbaharui upaya untuk meningkatkan pertahanan Italia melawan gempa bumi.