Ahad 28 Aug 2016 07:17 WIB

Mengenal Sosok Pencipta Mukidi

Rep: Kabul Astuti/ Red: Esthi Maharani
Penulis cerita humor Mukidi, Soetantyo Moechlas menunjukan salah satu karya buku cerita humornya yang berjudul Laskar Pelawak 2 di kediamannya di kawasan Jatibening Baru, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/8).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Penulis cerita humor Mukidi, Soetantyo Moechlas menunjukan salah satu karya buku cerita humornya yang berjudul Laskar Pelawak 2 di kediamannya di kawasan Jatibening Baru, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sosok Mukidi mendadak viral di jagat maya lewat postingan media sosial dan pesan berantai aplikasi WhatsApp. Banyolannya yang segar membuat orang menanti episode demi episode yang beredar. Orang pun menerka-nerka siapa gerangan sosok kreatif pencipta Mukidi. Pencipta Mukidi ternyata ada di Jatibening, Bekasi.

Ditemui di rumahnya di Kompleks Perumahan Jatibening I, Kota Bekasi, Sabtu (27/8) petang, sang pencipta Mukidi, Soetantyo Moechlas sedang duduk santai di depan laptop. Ia tampak bersahaja mengenakan kaos hitam dan topi baret. Selera humornya muncul secara alami.

Ketika 'Mukidi' yang terkesan 'ndeso' dipakai pada 2016, banyak orang ketawa hanya dengan mendengar namanya. Mukidi jadi sangat 'bully-able'. Soetantyo sengaja tidak mencari nama-nama modern, dan justru di situlah letak kepopuleran ceritanya.

"Nama Mukidi itu gampang diingat dan sangat Jawa," ucap lelaki asal Purwokerto itu kepada Republika, Sabtu (27/8). Ia membayangkan sosok rekaannya sebagai lelaki umur 40-an dan berperawakan sedang. Tidak ganteng, tidak juga jelek. Mukidi diandaikan sebagai orang Cilacap atau Banyumasan.

Kisah Mukidi sebenarnya sudah hampir genap dua dekade dari tahun 1990-an. Waktu itu, Soetantyo rajin mengirimkan cerita-cerita ke Ida Krishna Show di radio Prambors. Nama Mukidi cukup favorit di Jawa pada dekade itu. Nama Mukidi juga pernah muncul dalam salah satu serial Warkop DKI.

Soetantyo lalu mengembangkan beberapa karakter pelengkap di dalam ceritanya. Ada Wakijan, sahabat karib Mukidi; Markonah, istri Mukidi; Mukirin dan Mukiran, kedua anak Mukidi. Ada lagi Sukilah (orang yang suka berkilah), Wakilah istri Wakijan, Mbah Marto Kapiran paman Mukidi, kemudian temennya Mbah Karto Mengkono.

"Tokoh-tokoh itu berbau jawa banget. Dan itu tipikal orang Jawa semua. Mukidi juga orang Jawa. Tidak terlalu pintar dan tidak terlalu bodoh, tapi ya kadang-kadang nakal. Kadang-kadang cerdas, sangat manusiawi," tutur Soetantyo.

Pensiunan dari perusahaan obat Boehringer Ingelheim ini tidak menggambarkan Mukidi bekerja sebagai apa. Sosok rekaannya bisa menjadi orang berbeda-beda, tergantung kebutuhan cerita.

Ada kisah Mukidi sedang mencari kerjaan, ada lagi Mukidi sedang terlambat masuk kerja. Di tiap episode berbeda-beda. Kadang dia bisa menjadi ayah yang bandel, anak yang bertanggung jawab pada orang tua, bahkan kadang-kadang sebagai orang yang inspiratif.

Kepopuleran Mukidi membuat netizen mencoba mereka-reka gambaran sosok ini. Gambar-gambar yang disebut sebagai wajah Mukidi pun beredar viral. Salah satu yang menimbulkan gelak tawa, ada gambar 'Keluarga Mukidi Sedang Bahagia'.

Dengan enteng, netizen lain bahkan membubuhkan 'Yang Manakah Markonah Istri Mukidi' pada foto perempuan cantik yang sedang berderet.

"Itu bukan saya. Bukan. Bukan saya yang bikin itu, karena kalau yang gambarkan tidak seperti itu," tangkis Soetantyo sembari tertawa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement